Jika sempat terpikir untuk pengen tahu lebih dalam tentang bagaimana cara menjual foto di Shutterstock khusus untuk anda yang buta fotografi sama sekali maka semoga tulisan saya kali ini bisa membuka wawasan anda semua.
Halo nama saya Bima dan saya adalah founder dari blog Bomanta.com yang sedang anda kunjungi kali ini. 10 tahun lebih ini saya berprofesi sebagai seorang wedding photographer dimana pekerjaan tersebut membuat saya memiliki kesempatan lebih untuk bisa memotret dari satu kota hingga ke sebuah negara yang memang saya kunjungi untuk keperluan pekerjaan. Singkat cerita naluri fotografer saya kembali bergejolak sekalipun sesi pemotretan pre wedding maupun wedding sudah selesai.
Daripada mengurung diri di dalam hotel yang hanya akan berkutat dengan siaran National Geographic maka saya mulai melangkahkan kaki mengitari kota, masuk ke dalam pasar tradisional, hingga merekam setiap sudut kota yang saya kunjungi tadi melalui mata seorang fotografer. Yang tidak saya sangka adalah aktivitas memotret ‘apapun yang saya lihat’ ini menyisakan ribuan file di dalam harddisk yang memakan bahkan lebih banyak space ketimbang pekerjaan utama saya tadi.
Otak saya pun berpikir kembali tentang apa yang bisa saya lakukan lebih dari ribuan file foto yang saya hasilkan hingga sebuah informasi tentang cara menjual foto di Shutterstock akhirnya saya dapatkan.
Awal Mula Mengenal Shutterstock
Persahabatan saya dengan seorang fotografer bernama Misbachul Munir-pun tercipta hingga saya tahu pria pengguna setia kamera Canon ini berhasil mendulang ribuan $$$ setiap bulannya hanya dari menjual foto-fotonya melalui Shutterstock. Bagi anda pecinta fotografi maka saya juga menyarankan anda semua untuk bisa mengenal pria humble ini melalui Instagram-nya di bawah ini:
View this post on InstagramA post shared by misbachul munir (@munirkwnol) on
Pertemuan saya dengan Munir memberikan saya sebuah insight baru tentang cara menjual foto di Shutterstock khusus bagi pemula yang bahkan belum pernah terjun sama sekali ke dalam dunia microstock photography ini hingga akhirnya paska saya upload beberapa foto-foto liburan saya bersama keluarga ke Hong Kong akhirnya laku terjual.
Sebuah foto egg waffle apa adanya yang saya beli di daerah Causeway Bay ini akhirnya menjadi foto pertama saya yang laku terjual di Shutterstock. Anda lihat tahunnya, ya tahun 2017 di bulan Oktober tepatnya dimana saya melonjak bahagia karena akhirnya foto-foto yang awalnya saya anggap ‘sampah’ alias hanya memenuhi harddisk iMac saya akhirnya menyumbang dolar demi dolar untuk masuk ke kantong saya.
Recehan memang rasanya ketika sebuah foto hanya dihargai sebesar $0.25/download tapi bagi saya ini adalah sebuah milestone dimana foto ini jauh lebih baik terbeli seharga recehan daripada hanya menuh-menuhin harddisk komputer yang bahkan tidak memberikan saya uang apapun selama bertahun-tahun.
Keasikan inipun berlanjut dengan datangnya dolar selanjutnya dari sebuah foto bakpia yang saya ambil di salah satu toko oleh-oleh di Yogyakarta dimana foto sederhana inipun akhirnya menyumbang $1.88/download untuk masuk ke kantong saya. Yang saya kaget adalah ternyata royaltinya berbeda dengan foto egg waffle sebelumnya hingga saya akhirnya paham bahwa angka $0.25 hanyalah angka minimal yang bisa kita peroleh sebagai seorang kontributor pemula.
Mengapa Saya Jatuh Cinta Dengan Shutterstock?
Bagi saya prinsipnya sederhana, semua hal yang bisa membuat saya mendapatkan income secara pasive maka hal itu layak untuk dikerjakan.
Sebuah quote sederhana yang sebaiknya setiap profesional seperti saya memahaminya dengan baik. Ngomong-ngomong jika anda pernah membaca buku bisnis karya Robert T. Kiyosaki maka anda akan tahun tentang Cashflow Quadrant dimana didalamnya pekerjaan seperti fotografer (ini saya) dan pekerjaan profesional lainnya seperti musisi, dokter, arsitek dan sejenisnya adalah profesi yang akan memberikan uang hanya pada saat si profesional tersebut bekerja.
Faktanya, seorang profesional sekalipun masih punya peluang untuk mendapatkan income secara pasive dengan cara ‘berburu’ royalti dari setiap hasil karyanya. Ini mutlak sama seperti yang dilakukan (Alm) Pak BJ. Habibie terkait material badan pesawat yang hingga beliau wafat-pun uang royaltinya masih akan masuk terus ke kantong keluarganya dengan catatan paten dari buah pikiran beliau masih dipakai oleh semua maskapai penerbangan di dunia ini.
Begitu juga dengan platform ini, mungkin awalnya anda hanya sekedar ingin tahun bagaimana cara menjual foto di Shutterstock tapi pada akhirnya anda akan paham sendiri bahwa hal ini akan memberikan anda penghasilan secara pasif dimana anda berpeluang mendapatkan dollar sekalipun anda tidak sedang bekerja.
Cara Menjual Foto di Shutterstock Untuk Pemula
Jika anda seorang pemula atau orang yang buta sama sekali tentang dunia fotografi maka hal pertama yang harus anda lakukan adalah mendaftarkan diri anda menjadi seorang kontributor Shutterstock dimana hal ini bisa dilakukan secara gratis dan sama mudahnya ketika anda mendaftarkan diri untuk membuka akun Facebook maupun Instagram.
Yang menjadikannya berbeda maka anda akan diminta alamat email untuk pengiriman uang melalui Paypal sehingga pihak Shutterstock bisa mengirimkan uang royalti kepada anda ketika saldo anda sudah mencapai batas minimal threshold yang mana angkanya adalah $35.
Setelah anda selesai mendaftar maka anda sudah bisa mulai menjualkan foto apapun yang anda miliki ke Shutterstock dimana anda bisa meng-upload sebanyak mungkin foto tanpa ditarik uang sama sekali. Hingga saat saya menulis artikel tentang cara menjual foto di Shutterstock ini, saya mempunya 2.380 stok foto yang setiap harinya selalu mendatangkan uang dan masuk ke akun yang saya miliki.
Saya berharap anda akan mengunjungi blog saya Bomanta.com ini kembali karena beberapa hari lagi saya akan segera menambahkan informasi terbaru tentang cara menjual foto di Shutterstock dan hidup dari uang royalti atas penjualan foto-foto liburan, sosial budaya, dan makan-makan yang saya peroleh baik paska saya selesai memotret maupun ketika berlibur bersama keluarga.
Buku Panduan Jualan Foto Dengan Shutterstock
Saya baru saja selesai menulis ebook yang berjudul ‘Jualan Foto Dengan Shutterstcok’ dimana anda bisa membelinya melalui halaman ini.
Ebook setebal 60 halaman ini akan mengajarkan anda langkah demi langkah untuk mulai berjualan foto, desain grafis, bahkan file audio dan video secara online menggunakan sebuah platform agensi yang menjadi salah satu Top 5 di seluruh dunia. Artinya traffic pengunjung atau pembeli foto di Shutterstock ini sangat tinggi dan jika anda menuliskan deskripsi serta kata kunci yang tepat maka foto-foto anda tadi bisa dengan mudah terjual secara online.