Di dalam tulisan kali ini ijinkan saya berbagi pengalaman tentang cara jual foto di Shutterstock khususnya untuk foto-foto yang berkaitan dengan momen liburan.
Halo nama saya Bima dan saya adalah seorang fotografer pernikahan yang memulai karirnya sejak tahun 2009. Berawal dari kesibukan saya sebagai seorang wedding photographer, bisnis ini secara tidak langsung memberikan saya keleluasaan untuk berkelanan dari satu kota hingga ke belahan negara cantik di dunia ini. Sejak saat itulah saya mulai memiliki banyak foto-foto bertema liburan dan makan-makan yang kemudian nganggur dan hanya jadi “sampah” di hard disk komputer studio.
Sejak dulu, saya memang selalu tertarik dengan dunia traveling karena secara tak kasat mata aktivitas ini justru memberikan saya pengetahuan yang begitu banyak hingga akhirnya saya yakin bahwa suatu saat kegiatan ini justru bisa menghasilkan uang alih-alih hanya sekedar pemborosan. Bertahun-tahun bekerja sebagai seorang wedding photographer yang masih menjadi sumber income utama untuk saya saat ini, naluri saya terus bergerak mencari cara agar foto-foto bertema liburan dan kuliner yang saya hasilkan ini bisa mendatangkan uang kepada saya TERUS MENERUS TANPA HENTI!
Kegigihan untuk menguak misteri ini akhirnya memberikan jawaban dimana pada bulan November 2017 adalah kali pertama foto jalan-jalan saya terbeli seharga $0.25 melalui sebuah platform yang bernama Shutterstock.
Jika anda melihat angka $0.25 yang kalau dikurs dalam rupiah hanya sekitar 3 ribu perak bisa jadi anda tertawa dalam hati karena sudah tentu angka ini bahkan tidak mampu untuk membeli es teh manis di sebuah restoran, tapi kalau anda lihat bahwa hal ‘se-sederhana’ ini akhirnya bisa mendatangkan uang secara pasif karena seringnya ketika bangun tidur saya sudah mendapatkan notifikasi penjualan, maka bagi saya pekerjaan ini mutlak menarik perhatian khususnya bagi saya yang seorang fotografer dan penggiat liburan.
Beberapa waktu lalu saya liburan bersama keluarga ke Singapura, dan memang sengaja untuk tinggal di daerah yang anti mainstream alias bukan sebuah area yang dipenuhi dengan hiruk pikuk suasana traveling. Singkat cerita daerah Tanjung Katong Rd jadi pilihan bagi saya dan dalam waktu liburan selama 4 hari 3 malam itulah saya kemudian banyak hunting foto untuk selanjutnya saya jual di Shutterstock.
Kegemaran hunting foto-foto stok ini akhirnya mulai membuahkan hasil dengan didownloadnya karya-karya saya oleh banyak agensi dari seluruh dunia dan ketika dicek harian melalui aplikasi Shutterstock for Contributor maka hasilnya seperti ini:
Jika anda buka dahsboard Shutterstock anda melalui komputer bahkan anda bisa mendeteksi dari kota dan negara mana saja pembeli foto-foto anda, walaupun kegunaan foto tersebut itu untuk apa masih disembunyikan karena untuk alasan privasi. Coba lihat gambar di bawah ini:
Dari foto di atas anda bisa melihat foto apa saja yang laku, dari mana asal pembelinya, dan berapa royalti yang diterima sebagai seorang kontributor. Yang menjadikan hebat adalah data ini diupdate secara otomatis setiap 15 menit artinya laporan datanya sangat valid.
Anda Tertarik Menjadi Kontributor Shutterstock?
Sebutan kontributor hampir sama dengan wartawan walaupun di dunia digital saat ini wartawan bisa saja bekerja lepas tanpa ada target kerja. Jika anda tertarik maka anda tinggal daftarkan nama dan email anda sebagai kontributor Shutterstock tanpa dipungut biaya sama sekali.
Di dalam tulisan saya sebelumnya yang bercerita tentang cara daftar Shutterstock saya sudah menjelaskan dengan lebih rinci informasi apa sajakah yang harus anda isi untuk ‘melamar’ menjadi seorang kontributor. Prosesnya sangat singkat dan mudah karena sebenarnya yang paling sulit adalah bukan tentang bagaimana cara daftarnya melainkan cara menjual foto-fotonya.
5 Tips Cara Jual Foto di Shutterstock Bagi Pemula
Masuk ke topik yang lebih serius lagi yaitu cara jual foto di Shutterstock dan inilah yang paling penting sekaligus tidak semua orang mampu walaupun alasan ketidak mampuannya cuma satu, yaitu konsistensi!
Jika anda serius ingin terjun ke dalam bisnis ini dan mendapatkan penghasilan online tanpa batas dengan menjual foto-foto liburan atau foto APAPUN maka 5 (lima) tips dari saya adalah:
- Rajin motret – mulailah dari memotret benda dan suasana yang ada di sekitar tempat tinggal
- Rajin upload – setiap hari saya mewajibkan diri saya untuk upload foto di Shutterstock
- Rajin submit – diupload tanpa disubmit maka akan percuma karena dengan di submit inilah foto-foto anda akan dikurasi oleh Shutterstock untuk kemudian akan masuk ke halaman penjualan
- Menulis deskrisi foto yang komunikatif – hal ini wajib dilakukan karena deskripsi yang komunikatif akan membuat foto-foto anda mudah ditemukan oleh calon pembeli
- Menulis kata kunci yang banyak – Shutterstock memberikan keleluasaan untuk menulis hingga 50 kata kunci untuk setiap fotonya (saya biasa menuliskan kata kunci minimal 40 buah) karena kata kunci ini akan membantu deskripsi foto tadi terlihat secara algoritma Shutterstock
Jika anda ingin serius mengetahui tentang bagaimana cara jualan foto dengan Shutterstock bahkan anda bisa menjual foto APAPUN! maka anda bisa membaca ebook saya yang berjudul ‘Jualan Foto Dengan Shutterstock” yang tersedia baik di Google Play Store maupun server pribadi saya, silahkan klik link tadi untuk melihat ulasan tentang ebook yang saya tulis.
Sampai di sini dulu tulisan saya tentang cara jual foto di Shutterstock dan silahkan tulis pertanyaan anda melalui kolom komentar agar saya bisa menjawab sesuai dengan kemampuan yang saya mampu. Tetap ikuti tulisan saya di Bomanta.com ini karena saya akan terus berbagi tentang informasi liburan serta tips-tips bermanfaat yang sekiranya bisa membantu anda mendapatkan income tambahan dari kegiatan liburan dan makan-makan.