Jual foto di internet? saya ga’ pernah terpikir sebelumnya hingga akhirnya saya tahu ada banyak orang yang berhasil mendapatkan ribuan dollar hanya dengan meng-upload hasil karyanya ke sebuah platform bernama Shutterstock.
Selama 10 tahun ini saya memang tumbuh di lingkungan pertemanan yang berkutat di dunia wedding photography karena itu yang saya tahu adalah saya mesti memotret lebih banyak acara pernikahan untuk mendapatkan uang, artinya saya murni seorang profesional yang akan mendapatkan uang ketika saya bekerja.
Hingga suatu sore di tahun 2017 saya dikenalkan oleh seorang teman kepada seseorang yang memang dikenal sebagai ‘dedengkot-nya’ fotografer yang aktif jual foto di Internet bernama Misbachul Munir di sebuah acara launching Sony Alpha 9 di hotel Sheraton Mustika Yogyakarta. 10 menit pertama berdikusi langsung dengan pria ini langsung membuka mata saya tentang mengapa saya harus memulai jual foto di Internet se-segera mungkin. Ini bukan perkara si foto tersebut akan dijual retail melainkan tentang sebuah mindset dimana foto-foto yang kita hasilkan akan terus menerus menghasilkan uang bagi kita sekalipun pada saat kita tidak bekerja.
Pertemuan ini tidak berhenti sampai di sini karena tidak lama dari hari itu saya jadwalkan untuk ketemu beliau langsung untuk secara detil memahami konsep tentang royalti di dalam fotografi. Semuanya berlangsung singkat hingga sepulang dari pertemuan di sore hari itu hingga saat ini saya masih aktif meng-upload 10-15 foto setiap harinya untuk kemudian saya jadikan aset digital masa depan yang ‘berharapnya’ akan menjadikan saya memiliki pemasukan pasif tanpa batas.
Ketika Saya Masih Ingin Terus Berjuang Sekalipun Hanya Mendapatkan $5/Bulan
February 2020 adalah waktu dimana saya memiliki 2487 stok foto di dalam profile Shutterstock milik saya dengan penghasilan perbulan adalah sebesar jeng…jeng…jeng $5/bulan, sebuah angka yang sangat jauh dibandingkan rate pemotretan saya ke Maldives oleh para klien-klien yang berasal dari luar negeri.
Apakah saya patah semangat dengan penghasilan $5/bulan ini? TIDAK SAMA SEKALI!
Fotografi adalah nafas hidup saya, jalan dimana saya bisa menafkahi keluarga, mengajak mereka menjelajah satu kota hingga ke berbagai belahan dunia yang indah bahkan BMW seri 5 kesayangan sayapun dibeli secara tunasi dari jalan fotografi. Jual foto di internet ini murni tentang sebuah mindset dimana suatu saat aset-aset digital berupa foto ini akan membayar balik kepada kita semua yang percaya dan rela meneteskan keringat dan air mata lebih banyak dari orang-orang pada umumnya.
Coba anda perhatikan screenshots penghasilan di atas, sebuah deretan angka-angka yang kecil dimana total keseluruhannya belum cukup untuk membeli striploin steak 200 gram lengkap dengan mushroom sauce dan mix vegetable di sebuah restoran fine dining. Tapi cobalah lihat dari sudut pandang yang lain dimana foto-foto yang bisa saya anggap ‘sampah’ kini ikut serta mendulang rejeki untuk menghidupi saya dan keluarga tercinta. Hal ini jelas mengingatkan saya kepada fee motret dulu pertama kali tahun 2006 dimana saya dibayar Rp. 100.000 untuk sebuah acara pengajian dan siapa yang tahu bahwa tidak sampai satu dekade dari tahun tersebut sebuah paket pemotretan overseas milik saya pun akhirnya laku terjuan seharga $5500.
Di sinilah bedanya ketika memulai sesuatu dari passion dibandingkan memulainya karena uang, bekerja sesuai kesukaan kita akan memberikan energi tanpa batas untuk terus berkarya toh semuanya punya momentumnya masing-masing. Yang dibutuhkan hanya ‘selangkah’ lebih maju…’selangkah’ lebih sabar…dan juga ‘selangkah lebih kreatif’ dibandingkan para kompetitor agar kesuksesan itu suatu saat akan menghampiri kita semua.
Jualan Foto Dengan Shutterstock
Adalah sebuah judul ebook yang baru saja saya selsaikan, berisi 60 halaman cerita suka duka, mindset fotografi digital, hingga panduan praktis tentang jual foto di internet khususnya melalu Shutterstock.
“Jualan Foto Dengan Shutterstock” tidak hanya tentang panduan teknis ngupload foto ke internet walau ada sekelumit tentang hal itu juga saya bahas di dalam ebook, tapi lebih ke arah sebuah mindset kenapa anda harus mulai jual foto di internet sekarang juga.
Jual foto di internet tidak serta merta harus foto bagus yang dihasilkan oleh kamera puluhan juta tapi anda bisa memulainya dengan memotret APAPUN yang ada di sekitar rumah dan melakukan konsistensi terus menerus untuk berkarya.
Saya berikan contoh kecil,
Foto egg waffle di bawah ini adalah foto pertama saya yang laku di Shutterstock pada tahun 2017 tapi tahukah anda bahkan ini bukanlah sebuah foto baru melainkan foto lama tahun 2015 yang saya upload sepulangnya saya dari Hong Kong paska melakukan pemotretan portrait sosialita di musim dingin.
Paska foto egg waffle tersebut laku maka berkanjut lagi ke foto jajanan rumah makan lokal yang saya ambil di Male City, ibukota Maldives yang saya kunjungi pada tahun 2014 sebelum saya melakukan pemotretan pre wedding. Secara umum foto-foto yang saya jual di Shutterstock hanyalah stok foto-foto lama sudah bertahun-tahun hanya menjadi tumpukan file yang memenuhi hardisk.
Mulai tertarik?
Ayok ikutan daftar jadi kontributor Shutterstock, ga ada target layaknya Multi Level Marketing (MLM) karena kita sendirilah yang pasang target mau punya berapa banyak stok dan earning. Anda bisa mulai dengan meng-upload stok foto apapun yang sudah dimiliki saat ini, mau dari kamera mirrorless, DSLR, atau bahkan smartphone masa kini semuanya bisa.
Sampai di sini dulu cerita saya tentang jual foto di internet ya…saya akan terus meng-update tentang materi-materi baru yang saya dapatkan selama proses pembelajaran di Shutterstock ini. Semoga tulisan ini bermanfaat dan membuka wawasan anda semua tentang memanfaatkan aset digital berupa foto untuk mendulang rejeki tanpa batas.