Hi Guys… 🙂
[AdSense-A]
Cerita Boma kali ini mungkin bukan termasuk Jalan Jalan Hemat, maklum dulu ya, ini kado ulang tahun mamah Boma yang ke 63 yaaa buat ortu boleh lah kasih yang spesial. Just review buat teman-teman semua, someday berkunjunglah ke tempat ini, pasti ada pengalaman tersendiri…..sippp Boma mulai ya ceritanya. Perjalanan ke Losari Coffee Plantation ini Boma mulai di hari Sabtu yang cukup mendung, berangkat dari Jogja jam 10 pagi lewat jalan magelang teruuuuss aja ke utara kira-kira 68km, tapi sebelumnya Boma makan dulu di sebuah restoran yang menjual segala menu yang terbuat dari jamur, nah karena itu nama restorannya JEJAMURAN. Ketika sudah melewati kota kecil bernama Secang artinya udah dekat nih dengan tujuan, temen-teman yang mau berkunjung ke Losari Coffee Plantation patokannya adalah tulisan “kopi banaran 2km” nah dari situ udah tinggal 1km, hati2x ya jalannya karena papan petunjuk Losarinya cukup kecil di kanan jalan kalau dari arah Jogja.
Dari situ teman-teman mesti jalan sedikit lagi kira-kira 500m sampe lah, wuiiihhhh begitu kelihatan resortnya rasanya langsung adeeeeemmm banget, pohon dimana-mana, padang rumput yang luas, dan suasana hunian yang sangat asri, saat ini jam Boma sudah menunjukkan pukul 1 siang.
Jadi begini, Losari Coffee Plantation itu adalah sebuah resort yang terletak di area perkebunan kopi seluas 22 hektar, areanya terbagi jadi 2 (dua) yaitu 11 hektar untuk perkebunan dan 11 hektar sisanya untuk hunian. Dulunya pada tahun 1828 kawasan ini dimilik oleh Belanda dan hanya berfungsi murni sebagai perkebunan kopi tapi kemudian sempat berganti-ganti pemilik hingga yang terakhir dimiliki oleh orang Indonesia sejak tahun 2008 yang pasti teman – teman sudah mengetahuinya, Sandiaga S. Uno namanya. Kawasan ini kemudian ditata lebih rapi sehingga memungkinkan untuk dijadikan hunian komersil. Menurut sepengetahuan Boma sampai sekarang, resort ini termasuk resort kedua termahal di area Jawa Tengah setelah Amanjiwo.
Resort ini total mempunyai 22 unit yang terbagi jadi 4 kelas hunian, yang paling mewah adalah Bella Vista dimana bisa dipakai hingga 10 orang lengkap dengan kolam renang pribadinya, kemudian yang kedua adalah Ambar Villa yang bisa digunakan antara 4-5 orang, kemudian Arum Villa untuk 3 orang, dan Plantation Villa yang hanya cukup digunakan untuk 2 orang. Di dalam area resort terdapat beberapa fasilitas penunjang antara lain fitness dan gym, Spa, clubhouse, restoran, kolam renang, dan tentu saja area tanam hingga pengolahan kopi.
Sesampainya di lokasi dan parkir mobil, Boma menuju ke sebuah kantor yang merupakan area kedatangan dengan desain menarik, terlihatlah sebuah bangunan berukuran 25 x 6 m berwarna kuning gading yang terbuat dari kayu jati kuno dimana Boma akan melakukan penurunan barang (selanjutnya serahkan aja deh ama bellboy-nya hahaha), usut punya usut bangunan ini disebut Mayong karena bangunan ini dulunya adalah stasiun kereta Mayong di Jepara yang dengan sengaja di bawa ke Losari sebagai kantor kedatangan. Pas mau keluar dari kantor kedatangan menuju lobi utama Boma lihat dua gadis kecil berpakaian “kemben” menabur bunga ke arah Boma sebagai ucapan selamat datang.
Alamat Losari
Losari Spa retreat & Coffee Plantation | PO Box 108 Magelang 56100 Jawa tengah, INDONESIA
Telepon : 0298 – 596333; Fax : 0298 – 592 696 | info@losaricoffeeplantation.com | www.losaricoffeeplantation.com
Setelah itu Boma diajak untuk menuju ke lobi utama kedatangan (club house) yang berjarak sekitar 50m, bangunan ini merupakan bangunan asli yang sudah sejak tahun 1828 sudah ada di Losari Coffee Plantation dan hingga saat ini bangunannya maish dipertahankan untuk tetap asli seperti sedia kala. Di sini Boma dikasih handuk dingin buat menyegarkan badan, welcome drink (kebetulan Boma dapet jus semangka nih hmmm segerrr), sekaligus konfirmasi kartu kredit dan data identitas diri….ha3x banyak amat ya prosedurnya walau cuma mau numpang tidur aja. Yang buat surprise, sang manajer resort (yang kebetulan bule) sampe turun langsung menyambut setiap tamu yang datang.
Gerbang Hunian
Nah sekarang selanjutnya menuju resort yang udah Boma pesan tipenya Ambar Villa di kamar Sindoro 202, ketika sampai didepan hunian, terlihat sebuah pintu gerbang dari kayu jati kuno, kemudian ada semacam kolam air mancur kecil yang memberikan suasana segar ketika orang baru pertama kali datang. Desain huniannya menarik dimana semuanya bergaya jawa klasik berbentuk joglo yang dilengkapi ornamen kayu, usuk ekspos, dan anyaman yang membuat resort ini lebih cantik.
Interior Ruangan
Begitu memasuki ruangan, langsung tercium bau wangi aroma terapi, Boma sempet liat-liat kondisi kamarnya dulu nih. Untuk kamar bagian dalam terdapat 1 bed besar dan 1 bed medium, dan di bagian bawah kamar utama terdapat satu lagi kamar yang bisa digunakan untuk baby sitter. Jenis lantai di bagian dalam menggunakan “tegel kunci” atau keramik motif kuno dan lantai papan kayu untuk bagian teras.
Kamar Mandi Privat
Untuk kamar mandi di dalamnya terdapat bak mandi yang cukup besar lengkap dengan asesoris bunga mawar dan lilin yang disekelilingnya bertabur bijih kopi, sistem tata ruang kamar mandi ini memungkinkan kita untuk mandi sambil menikmati pemandangan di bagian luar tanpa terlihat oleh orang lain.
Teras
Di teras berukuran 4 x 5 m ini terdapat beberapa kursi dan meja yang bisa digunakan untuk bersantai sekaligus menikmati pemandangan alam yang menarik dan disertai secangkir teh hangat, sepertinya cocok buat teman – teman yang ingin rileks dan melupakan sejenak hiruk pikuk kota.
Setelah urusan tata barang selesai Boma langsung jalan-jalan ama istri dan anak Boma, haha sambil nyuapin nih soalnya si Andrea (anak Boma) rewel kalo ga sambil jalan-jalan…kecil-kecil ganjen ahhh. Tapi Boma tetap ambil beberapa foto di sekitar hunian yang tampak sangat asri sehingga teman-teman bisa punya gambaran seperi apa sih resort ini….Cekidot guys !!!
Nahhhh selesai jalan-jalan Boma sempatkan sholat dulu, baru setelahnya lanjut berenang di kolam yang didesain menyerupai vila-vila di bali, itu lho kolam yang kalo dilihat seperti ga ada tepinya dimana kalau kita lihat jauh ke depan langsung terlihat pemandangan yang indah. Renang ga begitu lama mesti cepet-cepet balik ke kamar karena anak Boma nangis hahaha…sip lah it’s OK darling daddy n mommy come back home sekalian rebahan dulu biar pas dinner terasa lebih fresh.
Sore menjelang dan ga kerasa jam sudah menunjukkan jam 6 sore, waktunya dinner sudah tiba, ada satu hal menarik nih buat kalian yang pada males jalan atau ajak ortu yang kasihan kalo jalan rada jauh, panggil aja mas-mas buat bawain golfcar yang isinya muat ber-3, nah kita meluncur deh ke restorannya. Dari kejauhan sudah terlihat lampu-lampu temaram khas restoran dan diiringi lagu-lagu top 40 yang membuat suasana makan makin asik. Restoran ini bernama Java Green dan bisa menampung hingga 200-an orang jadi memungkinkan banget kalo dari teman-teman ada yang mau merayakan resepsi pernikahan di sini.
Setelah makanan yang dipesan datang maka saatnya Boma santap. Untuk masalah rasa lebih condong ke lidah bule sih..so buat lidah kita orang Indonesia sedikit hambar jadi lebih enak kalo teman-teman minta tambahan garam dan merica, tapi kalau masalah penyajiannya AJJIIIIIIIBBB dahh !!!! Di sini Boma pesan menu Gado-gado, Beef Cheek Ravioli, dan Sop Buntut, untuk minuman Boma pesen Jahe Panas, Wedang Secang, Orange Juice, dan seperti biasaaa Air mineral.
Buat teman-teman penikmat wine, di tempat ini juga disediakan wine keluaran Australia yang dibuat tahun 2003 yaa…tentu aja makin lama tahun pembuatannya makin mahal lah, paling murah sekitar Rp. 400.000,- hingga Rp 1.000.000,- kira-kira begitu 🙂
Yes….dinner selesai dan saatnya Boma istirahat, tetap ikutin jalan jalan Boma di Losari Coffee Plantation hari kedua ya, masih banyak informasi menarik di keesokan hari, see u tomorrow guys Boma tidur dulu.
Artikel Terkait
[AdSense-B]
3 Comments
[…] Satu Malam di Losari Coffee Plantation – Day 1 […]
[…] Wisata « Satu Malam di Losari Coffee Plantation – Day 1 Satu Malam di Losari Plantation – Day 2 […]
[…] Satu Malam di Losari Coffee Plantation – Day 1 […]
Comments are closed.