Mengunjungi negara orang lain bak bertamu di rumah orang yang belum kita kenal. Kita tentu saja tak bisa seenaknya “nyelonong” sembarangan dan harus bersikap sopan. Sama seperti pergi ke negara baru. Ada baiknya kita mengenali beberapa kebudayaan dan kebiasaan mereka agar kita pun bisa diterima dengan baik oleh orang-orang di negara tersebut. Jepang adalah negara dengan ratusan budaya dan kebiasaan yang sudah ada sejak tahun 300 SM. Berikut ini adalah beberapa budaya dan kebiasaan yang populer di mata wisatawan mancanegara:
1. Mengangguk/menunduk
Mengangguk atau menunduk mungkin jadi kebiasaan paling populer di Jepang. Setiap anggukan bisa mempunyai arti yang berbeda mulai dari sapaan, ucapan selamat tinggal, berterima kasih, dan penyesalan.
2 Melepaskan alas kaki
Ketika memasuki tradisional ryokan (guesthouse), rumah, kuil, dan terkadang sebuah restoran, orang Jepang terbiasa melepaskan alas kaki mereka sebelum memasuki tempat-tempat tersebut. Kebiasaan ini dilakukan ketika mereka hendak tidur, duduk, dan makan. Hingga kini kebiasaan ini masih dilakukan. Selain untuk menjaga kebersihan, melepaskan alas kaki di luar ruangan juga sebagai tanda penghormatan bagi sang empunya tempat.
3 Olahraga tradisional
Di Jepang terdapat berbagai macam olahraga tradisional yang sudah berumur cukup panjang. Salah satu yang paling terkenal adalah Sumo. Olahraga ini telah ada di Jepang lebih dari 1500 tahun lamanya. Turnamen Sumo atau yang dikenal dengan ‘bashos’ biasanya digelar setiap 2 bulan sekali di Tokyo, Osaka, Nagoya, dan Fukuoka. Selain Sumo, ada juga Kendo yang merupakan martial art tertua di Jepang, Karate, Aikido, dan Judo.
4 Geisha
Geisha adalah artis/entertainer tradisional Jepang. Geisha telah ada di Jepang sejak abad ke-18 dengan ciri khasnya yang berwajah putih, bibir warna merah, dan penataan rambut yang khas. Tak hanya dituntut bisa menari dan menyanyi, pada awal masa keberadaannya Geisha juga dikonotasikan sebagai wanita penghibur/pelacur. Namun di jaman sekarang Geisha tak lagi menyandang status negatif tersebut. Jika teman-teman penasaran denga Geisha, datanglak ke rumah-rumah teh tradisional di pusat kebudayaan Kyoto.
[AdSense-A]
5 Samurai
Samurai adalah istilah umum untuk penyebutan prajurit pada masa pra-industri Jepang. Pada tahun 790-an, samurai dipekerjakan untuk menjaga lahan, “backing” kekuatan politik, dll. Mulai abad ke-19 peran samurai sebagai salah satu pilar kekuatan militer Jepang mulai dihapuskan seiring dengan kerja sama yang dilakukan Jepang dengan Amerika Serikat. Pada masa sekarang, samurai lebih sebagai pelengkap pada acara-acara seremonial tertentu.
6 Japanese tea ceremony
Japanese tea ceremony atau dalam Bahasa Jepang disebut chado atau sado adalah ritual tradisional yang dipengaruhi oleh Zen Buddhism, dimana kegiatan yang dilakukan adalah seputar menyiapkan dan minum teh hijau, dan kesemuanya itu dilakukan dengan suasana yang tenang atau hening. Tak sembarang orang bisa melakukan ritual ini. Di Jepang ada sekolah tersendiri bagi orang yang ingin menguasai ritual Japanese tea. Ia harus belajar bertahun-tahun untuk mendapatkan gelar master.
7 Hanami
Hanami adalah kegiatan tradisional di mana masyarakat Jepang berkumpul untuk bersama-sama menikmati mekarnya bunga Sakura. Mereka duduk bersama, bersantai, ngobrol, dan menikmati makanan kecil. Jika teman-teman ingin merasakan kegiatan ini, datanglah ke Jepang kisaran akhir Maret hingga awal Mei karena pada saat itulah bunga Sakura bermekaran di seluruh penjuru Jepang.
8 Japanese Wedding
Musim semi dan musim gugur adalah waktu favorit bagi masyarakat Jepang untuk melakukan pernikahan. Pada hari-hari tertentu yang dianggap baik, mungkin bisa mencapai empat puluh pasangan yang menikah di kuil Shinto. Acara inti pernikahan tradisional Jepang yakni San-san-kudo (upacara tiga-kali-tiga pertukaran cangkir perkawinan yang dilakukan oleh mempelai pria dan wanita), minum sake antar anggota keluarga, pertukaran cincin kawin, dan berdoa di altar kuil Shinto. Meski berlangsung singkat namun ritual ini dilakukan dalam penuh keheningan dan khidmat.
[AdSense-B]