Ryogoku adalah sebuah kecamatan (distrik) di Tokyo yang sangat berhubungan erat dengan sumo, dan bisa dikatakan distrik ini merupakan pusat dari dunia sumo yang ada di Jepang. Di distrik ini terdapat stadium sumo (Ryōgoku Kokugikan), tempat tinggal pesumo (Heya), dan banyak lagi hal-hal yang berbau sumo lainnya yang bisa Anda lihat disini. Sumo adalah salah satu jenis olahraga gulat khas Jepang yang awalnya adalah sebuah ritual yang dilakukan oleh para penganut ajaran Shinto untuk menghormati dewa dengan penampilan tarian di halaman kuil. Namun dengan berjalannya waktu, sumo kemudian dijadikan sebagai ajang olahraga pada zaman Edo dan memiliki beberapa peraturan dan arena pertadingan khusus. Di Ryogoku, Anda akan melihat arena pertangdingan sumo yang terkenal dengan nama Ryōgoku Kokugikan. Arena ini hanya penuh pada saat diadakannya pertandingan sumo, yaitu pada bulan Januari, Mei dan September, sehingga sangat disayangkan jika Anda berlibur pada bulan-buan tersebut dan melewatkan kesempatan melihat pertandingan besar olahraga khas Jepang ini. Kalau Anda memang beribur di salah satu bulan tersebut dan ingin menyaksikan pertandingan sumo di Ryōgoku Kokugikan, maka Anda akan dikenakan biaya masuk dengan harga yang bekisar dari 2.100 yen – 14.300 yen (sekitar Rp 216.00 – Rp 1.471.000), tergantung posisi duduk yang Anda inginkan, tentu jika semakin dekat dengan ring (yang disebut Dohyo) maka semakin mahal bayarannya.
Tetapi jika Anda bukan pecinta olahraga gulat, mungkin Anda bisa berkunjung ke museum kecil dengan tema sumo yang berada di sekitar area Ryōgoku Kokugikan. Selain itu juga Anda bisa mengunjungi ‘Heya’, temapt dimana sumo tinggal dan ditrainin. Kalau Anda perginya di hari minggu pagi, Anda bisa melihat beberapa anak kecil berumur dari 4- 12 tahun yang sedang ditraining menjadi sumo di Heya.
Banyak anak muda di Jepang yang memiliki cita-cita menjadi sumo, hal ini bisa dimaklumi karena seorang juara sumo akan mendapat tempat istimewa (terhormat) dalam masyarakat Jepang. Sumo yang pertandingannya terdiri dari dua orang ini, dianggap perwakilan dari Dewa Gunung (Yamasachichiko) dan Dewa Lautan (Umisachichiko). Karena dianggap perwakilan Dewa inilah sehingga sang juara dihormati. Selain mendapatkan mobil mewah, sang juara juga mendapatkan gratis pengisian bahan bakar mobil selama setahun penuh (dan mengingat bensin yang harganya sangat mahal di Jepang, ini sangat istimewa), sang juara juga berhak memperoleh seribu jamur shiitake dan seekor sapi setiap kali makan, dan belum lagi penghasilan pesumo prefesional yang mencapai 250juta/bulan.
Namun untuk mendapatkan posisi tersebut para pesumo harus berlatih dengan cukup keras. Tubuh besar sumo (yang rata-rata berkisar sekitar 250 kg) itu juga merupakan proses yang memang dilatih untuk menjadi besar, dan salah satu makanan pokok pegulat sumo yang membuat mereka besar adalah Chanko Nabe. Di jalan Ryogoku, Anda juga bisa menemukan restoran yang menjadikan chanko nabe sebagai salah satu makanan dalam menu mereka. Chanko nabe adalah sebuah makanan yang dihidangkan dengan cara hot pot (dalam panci, sehingga dimakan dalam keadaan panas) yang berisi sayuran, aneka makanan laut dan daging.
Untuk mengunjungi distrik Ryogoku, dari stasiun Tokyo, ambil Jalur kereta JR –Japan Railway- Sobu dan turun di stasiun Ryogoku. Di distrik ini juga terdapat beberapa bangunan menarik lainnya, sehingga setelah rasa penasaran Anda dengn sumo sudah terpuaskan, Anda mungkin bisa mengunjungi beberapa bangunan menarik ini, salah satu di antaranya adalah Musuem Edo yang bersebelahan dengan stadium sumo (Ryōgoku Kokugikan).
Ayo buruan urus e-paspor ke Jepang kalian dan nonton pertandingan sumo secara langsung di Jepang!
1 Comment
[…] Oleh-oleh khas Jepang ala backpacker Gendutnya Para Pemain Sumo Itu…. […]
Comments are closed.