Jika kita mengamati artis-artis Korea muncul di drama atau ajang pencarian bakat, kita akan merasa bahwa mereka memiliki wajah yang mulus tanpa noda, putih dan bersinar. Masyarakat di Korea menjunjung tinggi nilai kecantikan, sehingga tidak jarang mereka melakukan operasi plastik untuk memperindah wajah mereka. Tidak hanya artis, masyarakat biasa pun sudah mulai melakukan hal tersebut. Bahkan di beberapa pusat perbelanjaan, salon permak wajah sudah lazim dilihat dan dikunjungi secara terang-terangan.
Salah satu kota kecantikan yang cukup terkenal di Korea Selatan adalah Paju. Terletak di daerah pegunungan, Paju memiliki beberapa salon kecantikan sekaligus laboratorium yang masih mengembangkan inovasi di dunia kecantikan. Karena memahami bahwa masyarakat mereka sangat memperdulikan kecantikan wajah mereka, mereka sering memberikan treatment gratis ketika memproduksi barang baru.
Saat ini, para produsen obat kecantikan di Korea sedang mengembangkan penggunaan ekstrak siput dan ekstrak apel untuk melembutkan wajah masyarakat Korea. Ketika berkunjung ke salah satu salon kecantikan di Paju, saya mendapatkan kesempatan untuk mencoba facial menggunakan krim yang dibuat dari ekstrak apel secara gratis. Fasilitas ini kami dapatkan melalui kupon Korea Grand Sale yang didapat dari Korean Tourism Organization di Jakarta. Sebelum facial, kulit wajah kami diperiksa dengan alat yang cukup canggih untuk memilih krim dan masker yang nantinya akan dipakai. Pemeriksaan ini akan menentukan masker dan krim yang sesuai dengan masalah kulit. Uniknya, krim ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan busa dengan sendiri tanpa harus digosok dengan tangan. Setelah itu, wajah akan dipijat oleh terapis untuk membersihkan bekas krim sekaligus memakaikan masker. Berbeda dengan masker di Indonesia yang berupa bubuk, di Korea lebih banyak masker sekali pakai berbentuk lembaran.
Setelah proses facial yang cukup membuat rileks itu selesai, saya dan rombongan diberi penjelasan mengenai krim yang dipakai saat facial. Setelah mendengarkan penjelasan dari terapis, kami cukup tercengang melihat harga yang ditawarkan untuk produk kecantikan tersebut. Karena tidak diwajibkan untuk membeli, kami memilih keluar dari salon tersebut dan melanjutkan perjalanan.
Berbeda dengan di Paju, jika anda mengunjungi pusat perbelanjaan Myeongdong, anda akan menemukan deretan outlet-outlet produk kecantikan yang cukup terkenal. Sepeti Etude House, Skin79, Nature Republic dan Tony Moly. Di tempat ini, para penjual memilih untuk menjemput calon pembelinya di tepi jalan. Mereka akan menghampiri setiap orang yang lewat di depan outlet dan menawarkan contoh produk yang kadang berupa masker dan tisu basah. Tidak usah khawatir, jika kita hanya masuk ke dalam toko untuk melihat-lihat, mereka tidak akan marah atau kecewa dan anda dapat membawa hadiah yang sudah anda terima ketika masuk tadi. Meski gratis, sebenarnya contoh-contoh produk tersebut bisa didapatkan di dalam toko, tentu dengan harga yang cukup mahal jika dirupiahkan. Selembar masker bisa dihargai 1000-2500 KRW (10.000-25.000 rupiah). Tentu lebih asyik jika kita mendapatkannya secara gratis bukan?
Karena saya dan teman tertarik untuk mengumpulkan produk gratis ini, selama satu jam kami mengitari kawasan Myeongdong untuk masuk ke setiap outlet produk kecantikan. Setiap masuk, kami hanya menanyakan produk-produk standar lalu memutuskan untuk kabur keluar dan mengambil sampel produk gratis tersebut. Selama itu pula kami berhasil mengumpulkan 10 masker gratis dan tiga kotak kapas kecantikan. Kebanyakan outlet melakukan ini untuk menarik pembeli dan membuat mereka kembali ke outlet mereka setelah mencoba produk yang dibagikan. Di pusat perbelanjaan Myeongdong, banyak outlet produk kecantikan yang memberikan diskon cukup tinggi dan menawarkan paket hemat seperti beli 10 masker gratis 10 masker dengan jenis yang sama. Promo seperti tidak dapat ditemukan di tempat lain, seperti di daerah Hongik.
Pertanyaan saya, jika orang Indonesia yang berkunjung, apakah mereka akan berperilaku seperti saya yang hanya mencari produk gratis? Jika iya, kasihan juga para penjaga outlet produk kecantikan tersebut. Satu hal yang menarik lagi, jika di Indonesia produsen produk kecantikan menggunakan artis-artis perempuan, di Korea kiata akan lebih banyak menemukan wajah artis pria sebagai ikon dari produk kecantikan, menarik bukan? Silahkan anda buktikan sendiri pengalaman yang cukup menyenangkan ini.
Yuk pelajarin lagi budaya Korea dan info liburan hemat kesana dengan baca ebook di bawah ini: