Berkunjung ke Korea tidaklah lengkap jika anda tidak mengunjungi salah satu desa wisata yang masih bernuansa tradisional Korea. Dari makanan, pakaian, hingga rumah khas Korea. Desa wisata seperti ini banyak di Korea, salah satu yang terkenal adalah Namsan Hanok Village di Seoul yang terletak di pegunungan Namsan, dekat dengan N Seoul Tower.
Kompleks desa tradisional Korea ini terdiri dari lima rumah tradisional Korea yang sudah direnovasi, sebuah paviliun dan kolam yang wajib untuk dikelilingi dan menjadi objek foto yang menarik. Di dekat kolam ikan, ada area yang sering digunakan sebagai tempat pertunjukan kebudayaan. Rumah tradisional yang ada di kawasan itu dibangun kembali untuk mengingatkan pengunjung pada masa pemerintahan raja Joseon. Perabotan yang ada di rumah-rumah ini membantu pengunjung untuk memahami kehidupan di masa lalu yang ditata dengan raapi dan dijaga kebersihannya.
Lima hanok (sebutan bagi rumah tradisional Korea) di tempat ini mencerminkan strata sosial dari pemiliki rumah yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, dari kelas menengah hingga kelas atas. Pengunjung dapat melihat bentuk rumah dari tokoh-tokoh penting di masa pemerintahan Joseon, seperti rumah orang tua Ratu Yun, pendamping Raja Sunjong, rumah mertua dari raja Sunjong, rumah Yeonghyo anak dari raja Cheoldong, rumah Lee Seungeop, arsitektur kerajaan dan rumah Kim Chunyeong, seorang pejabat militer.
Di antara kelima hanok yang ada, hanok yang merepresentasikan kediaman orang tua Ratu Yun merupakan hanok yang paling indah. Hanok ini berbentuk persegi panjang, dengan halaman yang berpusat di tengah rumah. Ruang utama dari hanok adalah Sarangchae yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu. Anchae merupakan istilah bagi kamar tempat nyonya rumah tinggal dan Daemunganchae yang berarti bagian dalam dari pintu gerbang utama dari rumah tersebut. Salah satu fitur khusus yang terdapat di hanok adalah sebuah pintu yang dirancang menjadi pembatas dari kamar-kamar yang ada. Pintu ini memungkinkan untuk menggabungkan kamar-kamar yang ada di rumah tersebut menjadi satu ruangan yang besar dan bisa memuat banyak orang.
Di luar bangunan rumah, terdapat kios oleh-oleh di mana anda bisa membeli suvenir tradisional Korea, berupa barang-barang vintage yang unik. Anda juga bisa mencoba teh khas Korea dan jika beruntung, bisa mengikuti upacara minum teh di tempat ini. Di halaman, anda akan menemukan beberapa permainan tradisional, seperti neolttwigi dan yunnori, yang merupakan permainan melempar bilah kayu dan melompat-lompat. Jika anda berkunjung di akhir pekan, jangan lewatkan kesempatan untuk melihat upacara pernikahan menggunakan adat Korea. Upacara ini biasa diselenggarakan pada pukul satu siang. Anda berkesempatan untuk berfoto dengan pasangan pengantin yang menggunakan kostum pengantin tradisional.
Desa wisata ini tidak membebankan biaya masuk pada pengunjung dan buka sepanjang tahun kecuali di hari Selasa dari pukul 09.00 hingga 20.00 waktu Korea. Untuk menuju tempat ini, ada dua alternatif kendaraan umum, subway dan bus. Anda bisa memilih bus dengan nomor 104,105,263, 604, atau 7011. Anda harus turun di Twegye 3 (sam)-ga Hanongmaeul dan berjalan ke arah pintu keluar 4 dari Chungmuro Station dan berjalanlah mengikuti jalan Hanongmaeul-gil selama lima menit. Jika anda naik subway, pilih tujuan Chungmuro Station (line 3 atau 4) dan keluar di pintu nomor 4 dan ikuti jalan Hanongmaeul-gil.