[AdSense-A]
Waktu akhir 2012 lalu istriku Nina cerita tentang Maldives rasanya aku ga ngerti sebenarnya ini negara apa, lokasinya dimana, ada bener atau nggak…pokoknya jawabannya “Masa Bodo!!!”. Memang ketika dulu saya jadi peserta Jambore Pramuka di Matsuyama Jepang, ada sih kontingen yang asalnya dari Maldives atau dikenal dengan Maladewa tapi sebenarnya ga ngerti pas-nya dimanakah negara itu berada, (Ingat ya….ngomongnya Maldives bukan Meldaiv kaya Olivia Zalianty)….itu salah kaprah…udah saya buktiin langsung dari penghuni di negara yang bersangkutan. Tujuan utama saya ama istri terbang ke negara ini memang bukan buat berlibur walaupun akhirnya mau ga mau ikut liburan juga, kita lagi serve client kita yang mau foto pre wedding di Maldives, good to know and surprise ternyata mereka nabung sampe 10 tahun lamanya buat bisa datang ke negara ini. So kali ini saya bakal nulis beberapa artikel yang sekiranya bisa teman-teman baca dan jadi pedoman singkat kalau suatu saat nanti teman-teman ke Maldives. Iseng-iseng yuk liat hasil jepretan saya waktu di Maldives kemarin di Maldives Pre Wedding Gallery.
This is a paradise, and yes it is!!
Itu kalimat pertama yang saya bisa ucap ketika secara khusus buka web pariwisata tentang Maldives, pasirnya putih, langitnya biru, gugusan awan-nya indah, warna air lautnya ada yang hijau dan biru, dan negara ini berada di tengah-tengah samudera hindia dan sebagian besar wilayahnya adalah perairan. Kita berangkat dari Jogja ke Singapura pakai Air Asia dan kita luangin 1 malam menginap di Singapura biar kita ga’ terlalu buru-buru keesokan harinya. Semua sudah disiapin Nina, mulai dari boarding pass, passport, eazylink card buat di Singapura sampai segala kelengkapan perjalan besok pagi kita ke Maldives. Perlu diingat bahwa masuk Maldives itu GRATIS alias TANPA VISA, intinya asal punya duit tinggal berangkat aja.
Satu hal favorit yang pasti kita lakukan begitu mendarat di Singapura adalah menuju ke kopi Tiap food court, teman-teman tinggal ke Terminal 3 lalu turun ke B2 naik lift dan inilah yang kita nikmati di sana…
1 Malam berlalu dengan cepat dan besok pagi kita harus berangkat jam 5.30 dari Stasiun MRT Boon Lay karena kita mesti nyampe Changi jam 7.00, pesawat kita berangkat ke Male jam 9.35 dengan Tiger Air (perlu dikehetahui…yang bangkrut itu cuma Tiger di Indonesia jadi Tiger di luar sana masih beroperasi dengan baik, kita doakan agar pengusaha-pengusaha muda Indonesia segera mampu mengoperasikan lagi Tiger di wilayah udara Indonesia).
Dag..dig..dug rasanya, antara exciting sama bingung dan nervous nantinya di Maldives kaya apa, tapi perasaan kaya begini kita udah sering, mulai dulu pertama kali ke Singapura, Kuala Lumpur, Macau, dan juga Hong Kong. Saya sama Nina memang bukan tipe traveler yang suka dengan kesempurnaan perjalanan yang dibuat agen pariwisata, kita lebih suka mengalami pengalaman demi pengalaman seru baik itu kesasar, duitnya kurang, hingga pengalaman menarik lainnya yang bisa teman-teman baca di blog ini. Perjalanan dari Singapura ke Male akan memakan waktu 4,5 jam, dan pastinya perasaan hati ini makin ga karuan karena terlalu bersemangat.
Ngeeeeeengg…….pesawat Tiger Singapore kita terbang di ketinggian 33.000 feet dengan mantab, dan akhirnya si Nina bilang “Pam…lihat tuh di bawah ada gugussan atoll (pulau-pulau kecil) di Maldives yang udah mulai kelihatan, kalau kita ingat waktu itu rasanya saya ama Nina jadi orang paling norak sedunia, abis gimana lagi guys emang keren banget dan inilah “surga” yang kita mimpikan dari 1,5 tahun lalu.
Akhirnya terdengar suara pramugari kita “Ladies and Gentleman we will landing in Ibrahim Nasir International Airport in Male, please back to your seat and fasten your seat belt.” Waduuuuwwww…..saat-saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, beberapa menit lagi kita bakal mendarat di Maldives, negara yang sempat jadi tempat hanimun-nya BCL, Anang – Ashanti, sekaligus kontroversi Abu Rizal Bakrie dan Olivia Zalianty yang sempat rame di youtube. Pesawat mendarat dengan sempurna dan seperti biasa kita masuk ke imigrasi, cap passport, terus ambil bagasi dan keluar dari area bandara lalu tuker duit US Dollar kita ke Maldivian Rufiyah, nama mata uang di negara ini. Bandara Male memang ga se-dahsyat bandara yang ada di Singapura, Hong Kong, even Bali, bangunannya cukup sederhana, ruangan-ruangannya juga tidak terlalu besar dan kadang terlihat para petugas bandara yang rambutnya rada gondrong, rasanya ini negara rock and roll abisss
Dari dalam pesawat saya sudah bilang ke Nina, “Mam….kata agoda jarak dari bandara sampe ke hotel transit kita kan cuma 1 km jadi gimana kalau kita jalan kaki aja” TAPI……harapan kita langsung pupus sesaat kita keluar dari bandara….ternyata ga’ ada jalan sama sekali, SEMUANYA LAUT !!!!. Perasaan campur aduk pun mulai datang karena namanya juga pertama kali ke sebuah negara yang banyak didatangi para wisatawan dunia secara eksklusif. Tips kalau teman-teman mengalami hal seperti ini adalah yang pertama yaitu TENANG dan BERDOA, dan alhasil Allah selalu membantu hambanya yang kesulitan, kita cukup hubungi hotel tempat dimana kita akan motret client besok yaitu Lux* Maldives dan tanya kalau kita mau ke Lucky Hiya dan tolong tunjukin arahnya dimana kita bisa naik speedboat. Dan merekapun dengan baik menunjukkan tempat speedboat itu berlabuh dan menyarankan kita untuk segera membeli tiket speedboatnya di sebuah loket kecil tepat di tepi laut. Murah ternyata harganya 10 Rufiya atau kisaran Rp. 11.000,- untuk 1x perjalanan. Kitapun bergegas naik speedboat untuk selanjutnya menuju ke Male City tempat dimana hotel transit kita Lucky Hiya berada.
Jangan lewatin kelanjutan cerita kita tentang Male City, ibu kota Maldives yang warganya 100% muslim, semuanya pada naik motor dan ga pake helm termasuk para polisi dan tentaranya, (mobil paling bagus yang kita lihat adalah Mercedes Benz E Class tahun 2012….itu pun hanya 1 dan yang punya Presiden-nya Maldives sendiri)…Yuk..yuk lanjut baca di tentang Male City di Sini
[AdSense-B]