Kalau cuma perkara cara daftar Shutterstock maka ini sebuah hal yang gampang bahkan ga akan lebih sulit ketimbang goreng telor dadar buat sarapan. Sejak November 2017 lalu saya aktif menjadi kontributor di platform ini dimana fokusnya adalah penjualan foto?
Kadang ada temen yang baru aja ‘nyemplung’ dan datang dengan keadaan kepala overload kemudian tanya kepada saya tentang kenapa ga’ sekaligus vector, video, atau audio sekalian yang dijual, dan di sinilah saya bisa langsung seberapa bingung dan complicated-nya kehidupan orang tersebut.
Jika ini kali pertamanya anda nyemplung ke bisnis microstock maka saya menyarankan anda untuk fokus dengan apa yang sudah anda ketahui sebelumnya, semisal background-nya adalah desainer grafis maka berkarya-lah sebanyak-banyak dan upload tentang grafis maupun vector, jika anda adalah film maker maka upload-lah videonya, tapi jika background anda adalah fotografer seperti saya maka cukuplah fokus di foto karena pada dasarnya dapat uangnya juga sama.
Video 4K memang bisa mencapai $20 untuk setiap downloadnya tapi itupun tidak serta mudah kalau dilihat angka terkecil jualan vector dan foto hanyalah $0.25, tapi jika anda mau browsing dan mencari tahu lebih dalam ada juga foto yang bisa laku hingga $1500/download.
Coba lihat foto di atas ini, sebuah signage dari hotel tempat saya bermalam di Venetian Resort Macau memberikan saya $0.50 dari 2x download, sebuah angka recehan yang kalau memang hanya punya 2 stok foto di dalam akun, tapi bayangkan ketika anda menuliskan deskripsi foto dan kata kunci yang tepat sehingga bisa terjual ratusan bahkan ribuan foto dalam sebulan? sudah tentu ini bisa menjadi penghasilan tanpa batas dan bersifat pasif.
Tapi coba lihat foto saya berikut ini,
Sebuah foto kebaya muslim yang saya ambil pada waktu sesi memotret pernikahan ini terjual hingga $8.49/download artinya lebih dari 100 ribu rupiah, sebuah angka yang cukup bagus untuk sebuah pemasukan yang bersifast pasif.
Cara Daftar Shutterstock Melalui Apps Maupun Desktop
Jika anda ingin mendaftarkan diri anda menjadi seorang kontributor di Shutterstock maka prinsipnya hampir sama dengan ketika anda membuka akun Facebook atau Instagram yang antara lain adalah sebagai berikut:
- Daftarkan segera nama anda di https://submit.shutterstock.com/?ref=176005490
- Masukkan alamat email aktif (biasanya berlaku sebagai username juga)
- Tulis password yang diinginkan
- Nomer telpon
- Alamat tinggal saat ini
- Foto profile picture
- Display Name atau nama yang akan tampil pada identitas anda
- Metode pembayaran, ada 3 jenis Payoneer, Paypal, dan Skrill dimana yang saya pakai adalah Paypal
- Tuliskan threshold atau batas minimal pencairan yang anda inginkan – minimal uang bisa dicairkan adalah $35, saran saya tulis saja di angka tersebut
Dengan data-data di atas ini saja sebenarnya akun anda sudah aktif dan bisa digunakan untuk berjualan foto, ketika nantinya mulai ada foto-foto yang terdownload maka pihak Shutterstock akan mengirimkan slip pajak dimana saya mengisinya dengan NPWP yang saya miliki.
Bagi anda yang belum punya NPWP, ayo diurus! masak ga’ malu dapat uang tapi ga’ mau nyumbang pajak ke negara, setiap bulan Maret-pun Shutterstock akan mengirimkan slip bantuan untuk mengisi SPT tahunan yang wajib anda kumpulkan juga ke kantor pajak.
Cara Menjual Foto-Foto di Shutterstock
Sekarang bagian yang lebih penting daripada sekedar cara daftar Shutterstock yaitu cara menjual foto-foto anda di Shutterstock, karena hal inilah yang seharusnya anda kuasai dimana saya sendiri sudah punya akun Shutterstock sejak 2015 tapi ‘nganggur selama 2 tahun dan baru November 2017 saya berhasil menjual foto pertama saya karena memang selama waktu itulah saya tidak paham sama sekali bagaimana cara jualannya.
Secara umum ada 2 (dua) jenis foto yang bisa dijual di Shutterstock yaitu:
- Komersial
- Editorial
Yang dimaksud dengan foto komersial adalah foto-foto yang tidak memerlukan lisensi atau ijin misalnya batu, pemandangan alam, bangunan non-komersial dan benda-benda yang ada di sekitar kita. Foto komersial bisa juga diartikan sebagai foto yang jika orang mendownload kemudian fotonya dijadikan merchandise dan orang tersebut mendapatkan uang dari penjualannya, maka foto tersebut bisa dikategorikan sebagai foto komersial.
Foto editorial adalah foto yang hanya boleh digunakan untuk kebutuhan informasi atau berita karena biasanya foto jenis ini akan memiliki unsur muka manusia, publik figur, bangunan penting, hingga merk atau brand sebuah perusahaan.
Apakah foto editorial bisa dijual dalam kategori komersial? jawabannya adalah BISA! dengan syarat anda bisa menyertakan release atau ijin dari pihak yang bersangkutan. Perlu diketahui bahwa saya adalah kontributor yang memilih untuk tidak menyertakan release karena bagi saya terlalu menghabiskan waktu. Misal nih foto signage Venetian Resort di atas, jelas saya tidak mau kirim email atau bolak balik ke Macau hanya untuk minta ijin menjual foto papan petunjuk seperti di atas. Daripada saya repot dan keluar uang banyak maka saya tinggal memutuskan bahwa foto papan nama hotel tadi dikategorikan sebagai foto editorial saja.
Catatan akhir!
Saya berharap semoga tulisan saya kali ini tentang cara daftar Shutterstock bisa menjawab pertanyaan mendasar yang ada di pikiran teman-teman semua. Seperti yang bilang bahwa cara daftar Shutterstock itu gampang karena yang mutlak harus dikuasai adalah cara berjualan fotonya.
Saya membuat eBook berjudul ‘Jualan Foto Dengan Shutterstock’ yang memang secara khusus diperuntukkan bagi siapapun anda yang ingin terjun menjadi kontributor Shutterstock seperti saya. Tentu saja pekerjaan ini bisa ‘disambi’ maupun dijadikan pekerjaan utama karena di dalam bisnis sayapun, saya termasuk kategori yang menjadikan Shutterstock sebagai diferensiasi dari pekerjaan utama saya sebagai seorang wedding photographer.
Semoga ini menjadi pembuka wawasan anda semua tentang berjualan foto melalui Shutterstock, tetap ikuti cerita dan tips saya di dalam blog ini tentang bagaimana menjadikan liburan dan fotografi sebagai sumber penghasilan yang tanpa batas.