Jika anda masih bingung untuk menghitung harga jual foto pre wedding maka saya harap tulisan kali ini bisa membantu anda semua, halo teman-teman semua nama saya Bima dan terima kasih sudah mengunjungi blog ini. Jika ini adalah kali pertama anda mengenal saya maka cerita tentang pengalaman menjadi fotografer pernikahan di tahun ke 11 sekiranya akan memberikan gambaran lebih jelas tentang seluk beluk bisnis wedding photography.
Kita semua tahu bahwa foto pre wedding adalah salah satu jenis layanan yang paling dicari oleh calon pengantin karena itu layanan ini akan selalu menjadi hits package selain foto pernikahannya itu sendiri.
Sebelum saya melanjutkan tulisan ini maka saya perlu beritahukan kepada anda semua bahwa sebenarnya,
Foto Pre Wedding Itu Tidak Pernah Ada!
Dibalik Terciptanya Foto Pre Wedding Untuk Market Asia dan Indonesia
Memotret foto pre wedding sejak tahun 2009 hingga sekarang memberikan saya insight yang cukup banyak bahwa sebenarnya foto pre wedding itu tidak pernah ada khususnya bagi kita yang berada di wilayah asia termasuk juga Indonesia.
Tapi dengan berjalannya waktu serta adanya budaya post wedding yang banyak dilakukan oleh para pasangan pengantin dari Amerika, Eropa, dan Australia paska selesainya prosesi blessing ceremony alias pemberkatan nikah, maka lambat laun terciptalah sebuah budaya untuk melakukan sesi foto pre wedding sebelum acara pernikahan inti di hari H yang sudah disepakati. Tentu ini adalah sebuah kabar bagus dan potensi bisnis yang besar khususnya bagi anda yang terjun di industri wedding photography karena dengan begitu, dari yang awalnya potensi penghasilan hanya 1 (satu) yaitu untuk memotret pernikahan di hari H maka kini potensi penghasilannya menjadi 2 (dua) yaitu foto pre wedding dan foto weddingnya itu sendiri.
Hingga kini saya masih bisa memprediksi bahwa permintaan foto pre wedding akan terus ada khususnya dari calon mempelai yang punya keturunan ras Asia.
Saya cukup beruntung karena punya pengalaman terjun di industri wedding photography yang melayani market secara global sehingga setelah bolak-balik motret ke Bali, Hong Kong, Maldives, dan juga Jakarta maka saya bisa menyimpulkan bahwa penjualan jasa foto pre wedding akan selalu menjadi high demand di industri ini.
9 Parameter Menghitung Harga Jual Foto Pre Wedding
Bagi anda yang berprofesi sebagai seorang fotografer profesional atau seseorang yang memang terjun di industri ini secara murni untuk mencari nafkah maka fotografi tetaplah sebuah bisnis yang PERLU DIHITUNG. Bisa jadi awalnya hanyalah sebuah hobi dan kalau memang itu adalah alasan kenapa anda terjun ke industri ini maka saya ucapkan selamat karena seperti kata Ridwan Kamil,
Sebaik-Baiknya Profesi Adalah Hobi Yang Dibayar!
Di bawah ini saya akan memandu anda semua tentang cara menghitung harga jual foto pre wedding biar anda akan selalu ‘Cuan alias untung karena pada prinsipnya bisnis HARUSLAH UNTUNG, karena kalau tidak untung namanya bukan bisnis melainkan kerja sosial. Semoga prinsip-prinsip yang saya terapkan di bawah ini akan menginspirasi anda semua, yuk kita lanjut.
1 – Menghitung Harga Pokok Produksi (HPP)
Setiap bisnis tentu akan punya ‘HPP’ atau yang biasa disebut dengan Harga Pokok Produksi. Karena namanya saja harga pokok maka anda baru bisa untung kalau mampu menjual jasa anda di atas patokan harga ini atau secara sederhana selisih antara harga jual dan harga pokok inilah yang akan menjadi keuntungan bagi anda semua.
Dalam memberikan layanan foto pre wedding ada beberapa item produksi yang biasanya di berikan antara lain:
Fee Fotografer & Editor
Kebanyakan fotografer mengesampingkan hal ini, tentu saja anda boleh motret gratisan alias tidak dibayar tapi jangan sering-sering. Sebagai seorang fotografer profesional maka anda MUTLAK HARUS DAPAT BAYARAN karena dari sinilah anda bisa membiayai kehidupan anda seperti makan, minum, jalan-jalan, menghidupi keluarga, memberikan istri nafkah (bagi yang sudah menikah), membayar sekolah anak, dan lain sebagainya.
Begitu juga dengan proses post production atau editing,
Ini adalah salah satu pekerjaan yang esensial di jaman digital seperti sekarang karena itu baik ketika anda mengerjakan editing sendiri maupun mendelegasikan kepada orang lain maka anda wajib menghitung biaya ini untuk dimasukkan ke dalam HPP.
Fee Asisten
Menjalankan bisnis fotografi tentu akan lebih mudah kalau anda memiliki seorang tenaga bantuan, di dalam Bima Adhitya Photography saya membuat sistem bisnis ini sangat sederhana sehingga satu-satunya asisten adalah istri saya sendiri sehingga mulai dari keperluan membalas email, menyiapkan tiket perkalanan, melakukan Quality Control, hingga melakukan follow up ke klien semua dilakukan oleh Nina, istri saya.
Jika anda lihat foto di atas, Nina akan ikut kemanapun saya pergi seperti pada waktu kami transit di Singapura sebelum selanjutnya kami meneruskan perjalanan memotret foto pre wedding di Maldives. Tentu saja ada banyak perdebatan tentang menjadikan istri sendiri sebagai asisten, ada yang bilang tidak profesional, tidak punya integritas, dan lain sebagainya. Tapi bagi saya sendiri, menjadikan pasangan hidup untuk menempati salah satu posisi dalam bisnis adalah EFISIENSI TINGKAT TINGGI karena hanya dengan mempekerjakan satu orang maka ada banyak item pekerjaan yang bisa dikerjakan, dan YES! saya sudah melakukan sistem ini selama 11 tahun.
Biaya Cetak Album dan Asesorisnya
Saya merupakan tipikal fotografer yang masih memberikan hasil akhir berupa hasil cetakan di jaman digital ini karena setiap lembar foto yang saya berikan maka akan menjadi legacy dan representasi atas karya-karya yang telah saya buat untuk si klien. Dengan menghitung biaya cetak album serta asesorisnya (pembelian USB dan box-nya) maka biasanya saya punya satu angka baku yang masuk dalam kategori ini.
Anda juga bisa melihat detail dari salah satu varian album yang saya berikan kepada calon klien,
Shipping atau Biaya Pengiriman
Pos Indonesia dan JNE adalah 2 perusahaan kurir yang saya percaya selama 10 tahun terakhir ini untuk mengirim paket album baik di dalam dan luar negeri. Dengan kisaran biaya Rp. 500.000,- saya bisa mengirim paket album seberat hampir 5kg dengan durasi antara 5 hingga 7 hari kerja untuk tujuan Jogja ke Singapura.
2 – Biaya Transportasi
Dalam bisnis yang saya jalankan maka biaya transportasi adalah salah satu item yang cukup penting karena itu saya membagi kategori ini menjadi 2 (dua) yaitu:
Tiket Pesawat
Tiket pesawat bisa menjadi salah satu item yang tergolong mahal karena itu bagi anda yang akan memotret lintas kota maupun negara maka harus Smart dalam menyikapi fluktuasi harga tiket yang bisa berubah sewaktu-waktu. Tips dari saya adalah beli tiket pesawat se-segera mungkin, manfaatkan travel fair maupun periode promo, dan tukarkan kredit Frequent Flyer yang anda miliki.
Ada beberapa maskapai yang saya referensikan bagi anda untuk melakukan perjalanan bisnis yaitu:
- Garuda Indonesia
- Citylink
- Air Asia
- Tiger Airways
- Jet Star
- Srilanka Air
- Cathay Pasific
- Qantas
- Emirates & Etihad
Terkait keperluan bisnis maka saya menyarankan anda untuk HANYA MEMPERGUNAKAN maskapai yang punya skala tinggi untuk ketepatan waktu operasional karena keterlambatan akan menjadi ‘calon’ kerugian bagi bisnis anda. Dari beberapa contoh maskapai yang saya sebutkan di atas baik maskapai yang masu kategori Low Cost Carrier dan Full Services, semuanya hampir punya integritas bagus untuk digunakan dalam perjalanan bisnis.
Naik maskapai kategori Full Service seperti Srilanka Air apalagi dengan pesawat ‘bongsor’ A330-300 (tatatan kursi 2 – 4 – 2) seperti yang saya pakai dari Colombo ke Male tentu akan lebih nyaman ketimbang Low Cost Carrier seperti Tiger Air dengan pesawat kecil A320-200 (tatanan kursi 3 – 3) seperti yang saya pakai dari Singapura ke Jakarta. Karena pada prinsipnya semakin besar pesawat maka terbangnya makin ‘anteng’ sehingga anda bisa tidur manis selama diperjalanan.
Tapi yang perlu anda harus ingat adalah,
Sekalipun Tiger Airways dan Air Asia adalah maskapai yang masuk kategori Low Cost Carrier tapi kedunya punya integritas bagus khususnya untuk keamanan dan ketepatan waktu operasional sehingga keduanya termasuk masakapi dengan biaya murah yang tetap akan Rely untuk anda pakai dalam urusan bisnis.
Ground Transfer / Local Transportation
Yang dimaksud Ground Transfer di sini adalah semua biaya perjalanan yang saya pakai di lokasi pemotretan baik itu untuk keperluan naik kendaraan umum, sewa mobil untuk selama di perjalanan pemotretan, maupun transportasi khusus yang sekiranya diperlukan untuk mencapai ke titik lokasi pemotretan.
Ketika melakukan pemotretan portrait di Bali misalnya, saya bisa saja menyewa motor maupun mobil tergantung dari jarak dan tingkat fleksibilitas yang saya perlukan.
Tentu saja hal ini berbeda ketika saya harus memotret portrait di Hong Kong, dikarenakan jarak lokasi yang berjauhan serta jumlah klien yang mencapai 4 orang maka menyewa sebuah Toyota Alphard tentu jadi hal terbaik yang saya lakukan pada waktu itu. Ketika dari Hong Kong saya perlu melanjutkan perjalanan ke Macao untuk pemotretan selanjutnya, maka pilihan menggunakan Turbojet, yaitu sebuah kapal cepat tentu saja menjadi pilihan terbaik karena saya hanya perlu duduk manis selama 40 menit dan bisa tiba di tempat tujuan akhir saya.
3 – Penginapan
Pengeluaran berikutnya yang perlu teman-teman perhatikan yaitu penginapan. Sekalipun penginapan adalah mutlak adanya tapi item pengeluaran ini sangat bisa disesuaikan dengan dana yang ada daripada kita bicara tentang transportasi yang terkadang mau tidak mau harus bayar dengan harga yang pasti.
Jika saya ingin menginap di sebuat tempat yang stylish dan bernuansa rumah maupun apartemen maka menggunakan sebuah platform yang bernama Airbnb adalah pilihan terbaik. Tapi ketika saya ingin tinggal di sebuah properti yang memang masuk dalam kategori hotel seperti Four Season, Raffles, dan sejenisnya maka memesan kamar menggunakan Agoda akan jauh lebih baik.
Secara pribadi saya tidak terlalu mempermasalahkan tentang penginapan selama tempat yang saya pakai bersih dan dekat dengan pusat makanan (ini karena memang saya dan istri doyan sekali makan). Suatu waktu pernah saya hanya ‘Ndlosor di karpet Bandara KLIA karena memang harga hotel tergolong mahal dan hampir semua hotel di dalam bandara penuh. Dikarenakan pesawat saya ke Hong Kong juga akan berangkat jam 06.00 dan jam sudah menunjukkan pukul 23.30 maka saya memutuskan untuk tidur saja di karpet bandara yang empuk dengan menggunakan tas backpack sebagai bantal.
4 – Asuransi
Adanya asuransi ini antara penting – ga’ penting karena tujuan menggunakan asuransi dalam sebuah perjalanan bisnis itu ada 2 (dua) menurut saya yaitu:
- Untuk Pengajuan Visa dan
- Untuk Menjamin Keselamatan Kerja
Asuransi Untuk Pengajuan Visa
Ketika sudah saatnya nanti anda masuk ke sebuah market pemotretan yang mengharuskan anda bepergian antar negara maka pengajuan asuransi untuk pengajuan Visa memang wajib. Misalnya anda akan pergi memotret ke Eropa, Australia, dan Amerika ini jelas harus membeli paket asuransi yang menjadi salah satu kelengkapan dalam pengajuan Visa.
Asuransi Untuk Menjamin Keselamatan Kerja
Ketika anda bekerja sebagai dengan tujuan profesional maka sudah waktunya anda meng-asuransikan diri anda. Selain untuk menjamin keselamatan kerja, hal ini dilakukan juga agar jika sewaktu-waktu anda sakit di luar negeri maka asuransi akan menukar biaya pengobatan anda.
Contohnya begini,
Sebuah hal tidak menyenangkan terjadi ketika saya berada di Maldives untuk melakukan pemotretan lintas negara untuk klien berkewarganegaraan Singapura. Ketika transit di Colombo, Srilanka memang saya mulai menyeadari ada yang tidak beres dengan kesehatan saya sehingga badan mulai pegal dan kepala pusing hingga dalam beberapa hari kemudian saya merasa ada bentol-bentol di sekujur tubuh.
Dalam keadaan tubuh demam tinggi saya masih harus menyelesaikan pemotretan pre wedding tersebut termasuk menyelam ke dalam air untuk melakukan pemotretan bawah air. Sekujur tubuh mulai terasa perih di bagian benjol-benjol tersebut hingga demam terasa semakin parah. Setelah pemotretan selesai dan transit di Male City, ibukota Maldives, saya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit terdekat untuk memeriksakan kondisi kesehatan saya dan akhirnya saya di-indikasikan terkena penyakit yang disebut,
Chicken Pox alias Cacar Air!
Sebuah penyakit sederhana yang sekiranya hanya butuh obat untuk menjaga ketahanan tubuh tidak lebih dari Rp. 50.000,- (kalau di Jogja) lalu disertai dengan anjuran untuk istirahat full selama 10 hari. Tapi tahukah anda berapa biaya obat yang harus saya bayar di Maldives karena masuk ke negara tersebut sebagai ekspatriat?
Rp. 2.000.000,-
Angka yang cukup besar jika dibandingkan dengan biaya obat yang hanya 50 ribu di klinik sebelah rumah saya di Jogja. Jadi intinya, anda tidak akan pernah tahu apa yang akan menimpa tubuh anda selama proses bekerja karena itu jika anda yakin 100% badan anda sehat maka mungkin asuransi tidak diperlukan, tapi jika durasi anda bekerja lama dan anda ingin menjaminkan tubuh anda maka membeli asuransi secara online maupun di agen-agen yang anda percayain akan menjadi pilihan tepat.
5 – Biaya Makan
Sekalipun dalam standar pelayanan dan etika bisnis anda akan ditraktir makan oleh klien di hari H pemotretan tapi saya tetap menyarankan anda untuk menghitung biaya makan di hari-hari sebelum dan sesudah pemotreran berlangsung. Dari pengalaman Ngebolang ke beberapa kota dan negara baik di Indonesia dan luar negeri serta membaca tips dari para traveler dunia maka ada sebuah tips yang bisa saya berikan untuk teman-teman semua.
Tips itu biasa disebut dengan,
Big Mac Index
Lebih dari 10 tahun saya menerapkan tips ini baik untuk keperluan motret di dalam dan luar negeri, hasilnya…SANGAT MEMUASKAN! Ya seperti yang anda baca namanya adalah BIG MAC INDEX dan jika pikiran anda adalah sebuah set menu makanan di gerai waralaba Mc Donalds maka yang sedang anda pikirkan adalah benar!
Sebuah set menu Big Mac di Indonesia bisa dibeli seharga Rp. 45.000 s.d. Rp. 55.000 sedangkan set menu Big Mac di Singapura bisa anda beli di kisaran harga S$5.75 s.d. S$7.
Sekalipun ini adalah standar minimal untuk menghitung biaya makan tapi selama ini saya menemukan teori ini ada benarnya. Sebagai contoh, hingga tahun 2020 ini saya yakin masih ada makanan dengan taraf kenyang yang bisa dibeli seharga 50 ribuan baik di kota-kota besar seperti Bali dan Jakarta apalagi kota-kota kecil seperti Jogja dan Magelang.
Demikian juga halnya ketika Big Mac Index ini saya pergunakan ketika melakukan pemotretan di Singapura,
Jika anda liihat paket menu makan sederhana dalam kotak di atas, lagi-lagi saya melakukan test tentang metode Bic Mac Index ini di Singapura pada waktu motret ke sana pada bulan Maret 2019. Dari kisaran harga Big Mac yang rata-rata di harga S$6 ternyata saya masih bisa membeli makanan dalam taraf kenyang dalam kisaran harga tersebut.
Sekotak makanan di atas yang terdiri dari nasi putih, 3 potong ayam dengan saus kecap, serta brokoli kukus yang saya beli di daerah Tanjung Katong Singapura tetap bisa saya dapatkankan dengan harga S$3.90 artinya jika saya mengalokasikan biaya 1x makan senilai S$6 maka saya masih punya sisa uang untuk membeli minuman ataupun snack.
Tips Ini Layak Dicoba dan Silahkan Share Pengalaman Teman-Teman Semua Tentang Harga Makanan di Negara-Negara Yang Pernah Dikunjungi Melalui Kolom Komentar!
Kesimpulan
Menghitung semua kebutuhan pemotretan dengan baik tentu menjadi hal utama yang harus anda lakukan ketika terjun ke bisnis wedding photography secara profesional, artinya anda memang memotret untuk tujuan mencari nafkah.
Secara garis besar saya akan menuliskan lagi beberapa hal di atas sebagai kesimpulan dari tulisan saya kali ini. Beberapa hal yang sekiranya perlu anda pertimbangkan untuk menghitung harga jual foto pre wedding adalah:
- Menghitung HPP alias Harga Pokok Produksi (anda boleh menambahkan lagi sesuai paket studio yang dijual)
- Fee Fotografer
- Fee Editor
- Fee asisten
- Biaya Cetak Album dan Asesorisnya
- Biaya Pengiriman
- Biaya Transportasi, baik yang berupa tiket pesawat maupun ground transfer
- Penginapan, dan
- Asuransi
- Biaya Makan
Seperti saya tulis sebelumnya bahwa teman-teman boleh menambahkan HPP lain yang sekiranya masuk ke dalam kategori tersebut dimana harus disesuaikan dengan paket yang dijual oleh studio teman-teman semua.
Saya akan terus berkomitmen untuk terus melakukan update tentang perjalanan bisnis fotografi yang saya jalani ke dalam blog ini tapi jika sekiranya teman-teman ingin belajar secara lebih intensif dengan saya maka bisa mempertimbangkan untuk gabung di kelas 7 Weeks Photography Mastery (7WPM).
7 WPM adalah sebuah kelas online yang saya ciptakan agar teman-teman para fotografer profesional maupun yang baru akan masuk ke dunia fotografi bisa belajar secara lebih komprehensif tentang industri ini. Di dalam 7 minggu ke depan saya akan memandu teman-teman semua untuk belajar beberapa materi aplikatif yang bisa langsung di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari seperti:
- FOODGASM Photography – Di dalam kelas ini saya akan mengajarkan tentang teori praktis memotret makanan rumahan untuk keperluan konten sosial media, branding, maupun eksistensi di dunia maya
- PORTRAIT from the Heart – Di dalam kelas ini saya akan mengajarkan tentang cara memotret portrait baik untuk keperluan personal, bayi, sosialita, hingga self portrait menggunakan handphone yang bisa digunakan untuk keperluan personal branding
- Jualan Foto Dengan SHUTTERSTOCK – Kelas ini akan cukup menarik bagi siapa saja yang hobi hunting karena saya akan membagikan inspirasi tentang cara berburu dollar dengan menjualkan stok foto ke jutaan buyer di seluruh dunia menggunakan platform Shutterstock
- 15 STEPS dan 99 Mimpi Buruk Fotografer Kawinan – Pembelajaran basic tentang wedding photography bagi teman-teman semua yang baru akan terjun ke industri ini
- 99 MIMPI BURUK Fotografer Kawinan – Chapter khusus tentang wedding photography yang akan mengajarkan teman-teman untuk masuk ke market internasional
- Singapore GLAMZ Preset – Sebuah paket preset yang bisa digunakan dalam Lightroom untuk beragam jenis keperluan pemotretan sehingga proses editing teman-teman akan jadi lebih mudah dan cepat, dan
- Photoshop TUTORIALS – Kelas terakhir yang akan mengajarkan teman-teman cara menggunakan Photoshop untuk melakukan editing foto secara lebih detil.