Mencari tutorial Shutterstock untuk pemula adalah hal paling tepat yang bisa anda lakukan ketika masih bingung fotonya tidak approve maupun belum ada yang laku satupun, halo teman-teman semua nama saya Bima dan terima kasih sudah berkunjung ke blog fotografi milik saya.
Memasuki tahun ke 3 di ranah microstock photography semakin memberikan saya semangat untuk terus berkarya dan berburu $$$ dari niche bisnis yang sebenarnya bisa dilakukan oleh SIAPAPUN KITA tanda terkecuali. Di India ada seorang dokter yang setiap hari hanya meng-upload foto-foto bernuasan kedokteran dan juga saya sendiri meng-upload foto-foto yang mayoritas bernuansa traveling karena saya senang sekali dengan dunia tersebut.
Faktanya adalah baik saya dan orang India tadi mampu mendulang dollar dari foto-foto yang sesuai dengan kegemaran kami masing-masing. Dengan begitu maka siapapun anda tanpa mengenal batasan usia, selama anda mampu memotret serta mau melakukan hal-hal teknis terkait submission seperti upload foto, menulis deskripsi, dan menulis kata kunci maka anda juga punya peluang untuk menghasilkan dollar di microstock photography.
Ikuti terus artikel ini karena saya akan membahas beberapa hal mendasar tentang tutorial Shutterstock untuk pemula yang sebaiknya anda ketahui.
Cara Daftar Sebagai Kontributor Shutterstock
Prinsip dasar mendaftar sebagai kontributor Shutterstock adalah SAMA PERSIS seperti anda mendaftarkan nama dan diri anda ke sosial media seperti Facebook dan Instagram. Yang menjadikan beda adalah di sini anda perlu menuliskan alamat rumah, nomer telpon, serta mau dengan cara apa menerima uangnya.
Secara sederhana anda bisa mendaftarkan diri anda sebagai kontributor Shutterstock melalui halaman ini.
Saya pribadi memiliki NPWP dan memang sudah memenuhi kewajiban sebagai wajib pajak sejak 2014 sehingga urusan tax form di Shutterstock sudah beres sebelum foto saya laku pertama kalinya. Tapi bagi anda yang belum punya NPWP “Ya…mbok daftar sana!” masak tidak mau kasih uang ke bangsa sendiri karena kita lahir, hidup, dan berkarya juga di sini kok.
Sekali lagi mendaftar menjadi kontributor Shutterstock itu sangat mudah bahkan banyak tutorial di blog atau Youtube yang membahas ini. Kehadiran artikel ini akan membahas segmen yang lebih penting ketimbang hanya sekedar pendaftaran kontributor yaitu, bagaimana cara mendapatkan REAL MONEY-nya!
Syarat Teknis Untuk Photo Submission di Shutterstock
Sekalipun semua persyaratan tentang photo submission sudah ditulis SANGAT LENGKAP di official websitenya Shutterstock, tapi secara garis besar saya bisa mengambil intinya sebagai berikut:
- Foto yang diterima formatnya JPEG dan TIFF (saya hanya kirim foto JPEG) artinya foto dari smartphone, kamera mirrorless, hingga DSLR semuanya bisa disetujui. Tahun 2019 saya masih motret dengan iPhone 5 bekas di Singapura dan fotonya SOLD!
- Ukuran foto minimalya adalah 4 MEGAPIXEL contohnya begini, foto dengan ukuran 2000 x 2400 px akan menjadi 4,8 megapixel artinya fotonya sudah memenuhi persyaratan submission tapi foto dengan ukuran 1200 x 3000 px itu hanya akan menjadi 3,8 megapixel dimana artinya sekeras apapun berusaha maka foto anda akan tetap ditolak
- Pencahayaan harus bagus artinya jangan ada yang terlalu terang maupun terlalu gelap
- Pastikan fotonya tidak ada grainy atau noise, semacam bercak-bercak ketika kita memotret di dalam suasana yang terlalu gelap
- Komposisi juga harus bagus
Masih bingung, baca terus artikel ini karena saya akan pandu anda semua!
Cara Memotret Agar Fotonya APPROVED di Shutterstock
Kalau tentang hal teknis seperti format dan ukuran foto sudah saya bahas di atas maka di dalam chapter ini saya akan ceritakan bagaimana cara memotretnya agar foto anda APPROVED di Shutterstock.
1 – Pencahayaan / Lighting HARUS BAGUS!
Tidak perlu pusing-pusing cari lampu studio yang bagus karena hampir 90% foto-foto saya hanya menggunakan lighting buatan Tuhan atau biasa dikenal dengan sebutan available light alias pencahayaan alami. Ini hanya masalah anda biasa “memaksa” mata anda untuk melihat arah datangnya cahaya atau tidak. Sebagai contoh coba perhatikan bubur ayam jalanan yang saya makan berikut ini,
Secara sederhana saya hanya meletakkan mangkok bubur ayamnya di tangan kiri persis di bawah sinar matahari lalu saya memotretnya dengan tangan kanan. Dengan pencahayaan pagi yang efel cahayanya adalah miring maka saya bisa menghasilkan tekstur kacang, bubur, dan emping dengan lebih baik. Dengan cahaya samping maka otomatis setiap benda akan menghasilkan bayangan di sisi sebelahnya.
Lalu apa hasilnya? SOLD
Anda yang suka hunting foto-foto makanan pinggir jalan dan ingin menjualnya di Shutterstock maka bisa menonton tutorial Youtube saya tentang menjual foto-foto street food di bawah ini,
2 – Komposisi HARUS BAGUS!
Ada banyak teori untuk menilai komposisi bagus atau tidak tapi cara paling sederhana adalah dengan banyak melihat referensi di Google, Pinterest, maupun majalah karena dengan begitu maka anda punya ispirasi untuk memotret dengan komposisi yang baik.
Perhatikan foto daun kering yang saya foto di depan rumah ini,
NOTHING SPECIAL, Ini hanyalah selembar daun ketapang kering di halaman rumah!
Kebetulan saya punya pohon ketapang sebagai peneduh yang kalau bulan Januari sampai dengan Maret akan banyak daun kering berguguran. Di dalam objek ini saya memotret persis di halaman rumah dengan menggunakan lensa fix 22 mm dengan diafragma 2.0 sehingga terlihat jelas bahwa ada background blur yang ekstrim di belakangnya. Salah satu tips paling mudah dan sederhana untuk membuat komposisi yang bagus adalah dengan meletakkan benda PERSIS DI TENGAH sehingga sisi kanan, kiri, atas, bawahnya sesuai.
Daun ini saya foto juga dengan pencahayaan alami dari matahari yang direduksi dengan adanya atap atau tritisan sehingga kualitas cahaya yang dihasilkan lebih lembut daripada foto bubur ayam di atas.
Tips lain untuk membuat komposisi yang menarik adalah dengan memberikan sisi kosong atau negative space pada objek pemotretan, contohnya adalah sebagai berikut,
3 – Edit Se-NATURAL MUNGKIN, Bahkan Tidak Diedit Juga Ga’ Masalah
Proses editing yang saya lakukan sangatlah natural bahkan kadang-kadang saya juga tidak mengeditnya karena alasan simplicity dan fotonya sudah sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengejar efektifitas maka saya banyak menggunakan Lightroom untuk proses editing dimana preset yang saya selalu pergunakan adalah Singapore Glamz, sebuah preset praktis yang saya temukan di Singapura paska saya hunting untuk keperluan Shutterstock.
Beberapa waktu lalu saya berlibur ke Singapura dan tinggal di area yang bernama Tanjung Katong, sebuah kawasan rumah tinggal bagi para warga Singapura. Lokasinya sangat tenang karena terletak 800 meter dari MRT Station dimana dengan suasana ini maka anak-anak saya bisa berlarian di taman serta area pejalan kaki dengan lebih nyaman.
Foto apartemen di bawah ini saya ambil tidak jauh dari lokasi rumah Airbnb yang saya tempati dimana saya menemukan cluster apartemen kecil dengan tangga besi melingkar di bagian luar. Warna bangunannya antara peach dan coklat semi merah tua sehingga cukup menarik untuk difoto. Selain itu saya memotret dengan komposisi diagonal serta memberikan negative space di sisi kiri sehingga jadilah foto arsitektural seperti di atas.
Bagi anda yang suka dengan dunia arsitektural dan interior desain maka bisa menonton tutorial video saya tentang cara menjual foto-foto tersebut melalui channel Youtube saya di bawah ini.
4 – Menulis Deskripsi, Tutorial Shutterstock Untuk Pemula Yang PALING PENTING!
Sekalipun sudah banyak yang membaca ebook saya yang berjudul SHUTTER$TOCK tapi ada banyak kontributor baru yang bertanya tentang tutorial Shutterstock untuk pemula seperti apa yang sebaiknya harus dipahami. Jika pertanyaan itu muncul maka saya selalu menjawab,
Menulis Deskripsi Yang Informatif!
Dipercaya atau tidak paska anda memahami cara memotret yang benar maka hal esensial berikutnya AGAR FOTO ANDA LAKU TERJUAL adalah mengasah kemampuan menulis deskripsi yang informatif. Hal ini tidak bisa dijadikan alasan atau execuse seperti “saya tidak biasa menulis” atau “saya tidak berbakat menulis”. Jika itu alasan anda maka tutup saja blog saya ini lalu lanjutkan aktifitas yang anda sukai karena prinsip penting jualan foto online di Shutterstock adalah dengan menulis deskripsi foto yang baik, ya dengan cara inilah foto-foto anda nantinya akan ditemukan oleh para calon pembeli.
Tidak perlu khawatir, saya akan berikan contohnya kepada anda dari FOTO SAYA YANG SUDAH PROVEN TERJUAL!
Kali ini saya akan mengajarkan kepada anda bagaimana menjual foto emping, sebuah makanan tradisional khas Indonesia yang bisa ditemukan dimana saja. Perhatikan foto di bawah ini terlebih dahulu,
Dalam kasus foto ini saya menuliskan deskripsi sebagai berikut,
“fried crunchy chip Indonesian local snack called emping that made from mashed gnetum mix with salt and garlic”
Semua tahu bahwa mayoritas emping terbuat dari buah melinjo maka hal pertama yang perlu anda cari di Google adalah bahasa Inggris-nya melinjo itu apa, dan jawabannya adalah “Gnetum”. Dari sini kita tinggal mengolah sebuah kalimat yang intinya meng-informasikan bahwa makanan dari bahan Gnetum ini adalah kudapan asli Indonesia yang rasanya gurih (salt) serta kalau digigit akan terasa renyah (crunchy).
Biar lebih paham saya berikan contoh berikutnya, ayo perhatikan foto tangan anak keriput di bawah ini,
Bagi anda yang punya anak kecil pasti paham kalau mereka sudah lihat air keran menyala maka pasti akan bermain air berjam-jam tanpa kenal lelah sehingga mengakibatkan tangannya keriput. Percaya atau tidak foto konyol semacam ini tetaplah laku terjual dan selalu saya bahas ketika membahas tentang tutorial Shutterstock untuk pemula.
Untuk menulis deskripsi pada foto di atas maka saya akan menuliskan informasi sebagai berikut,
“Kids wringkle fingers after playing water during holiday”
Hal utama yang perlu diperhatikan dari foto di atas adalah jari tangan yang keriput dimana dalam Bahasa Inggris dibahasakan sebagai “WRINKLE”. Dengan begitu maka kita tinggal merangkai kalimat yang artinya ada jari anak yang menjadi WRINKLE karena main air sehingga jadilah deskripsinya seperti yang saya contohkan di atas.
5 – Kini saatnya HUNTING KEYWORD / Kata Kunci Yang Tepat
Memilih kata kunci yang tepat adalah salah satu kunci terjualnya foto-foto anda karena JANGAN ASAL-ASALAN dalam hal ini. Prinsipnya sederhana, gunakan insting lalu kombinasikan dengan teknologi dari Shutterstock yang bernama keyword suggestion. Coba perhatikan foto ice cappuccino rumahan yang saya buat di dapur kemudian difoto di atas lemari kuno yang ada di sudut rumah.
Sebelum melanjutkan membaca artikel coba berenti sejenak dan coba pikirkan kata kunci apa yang sebaiknya anda masukkan kalau mau menjual minuman seperti yang saya perlihatkan berikut.
STOP! Jangan buru-buru lanjut baca, coba pikirkan dulu kata kunci apa yang sebaiknya anda pilih denan melihat contoh foto di bawah, ayo latih insting anda!
Kalau sudah dipikirkan dengan seksama maka saya akan bocorkan kata kunci yang saya pilih untuk foto ice cappuccino di atas yaitu:
almond, background, beans, beverages, black, brew, brown, cappuccino, caramel, cool, cream, creamy, cup, dark, dessert, drink, espresso, food, fresh, irish, italian, jar, latte, macchiato, milk, protein, refreshment, vanilla, dan white
Secara prinsip, kita diperbolehkan memasukkan hingga 50 kata kunci untuk setiap foto yang diupload dimana saya pribadi biasa menyematkan 30 hingga 40 kata kunci, it’s really taugh job but it gonna be worth it when we can make money while sleeping!
Sekarang lakukan berkali-kali untuk foto anda berikutnya seperti yang saya contohkan di atas lalu pastikan anda mendapatkan 1st sales anda di Shutterstock.
Pertanyaan Paling Sering Ketika Membaca Tutorial Shutterstock Untuk Pemula, Sumpah Ini Sering Banget!!!
Baik di blog maupun kolom komentar Youtube ada banyak sahabat dan subscriber yang menanyakan beberapa hal basic terkait jualan foto di Shutterstock. Sekalipun sederhana bagi sudut pandang saya sebagai fotografer tapi saya bisa paham kenapa banyak orang menanyakan hal – hal ini, anda tidak perlu khawatir karena saya akan coba jawab beberapa pertanyaan yang sering sekali ditanyakan ketika ada yang membaca tutorial Shutterstock untuk pemula.
1 – Motret Pakai Smartphone Kentang Bisa Ga’?
Definitely YES karena ketika memulai perjalanan bisnis microstock photography ini saya menggunakan smartphone iPhone 5 seharga 1 juta dan kemudian upgrade menjadi Samsung A10s seharga 1,6 juta dimana bisa dipastikan bahwa smartphone yang saya pergunakan adalah model entry level atau banyak dibilang orang sebagai smartphone kentang.
Foto furniture di bawah ini saya ambil dengan menggunakan Smasung A10s dengan pencahayaan alami, ada 2 angle yang saya ambil waktu pemotretan yaitu tepat dari sisi depan dan dari sudut miring 45 derajad dan hell yeah, it’s been SOLD brotha!
$0.44 dari sebuah penjualan foto yang diambil dengan menggunakan smartphone kentang, not bad lah! Sekalipun masih ada banyak foto-foto saya yang berhasil terjual dengan menggunakan smartphone entry level tapi saya harap anda bisa paham bahwa tools atau dalam kasus ini adalah photography gear yang digunakan bisa APA SAJA selama anda mampu mempergunakannya dengan baik.
2 – Kenapa Foto Saya Ditolak Karena Alasan Noise/Grainy, Focus, Similar Content, dan Exposure
Jangan anda, foto-foto sayapun se-abrek yang ditolak oleh pihak Shutterstock karena alasan noise/grainy, focus, simlar content, dan exposure. Terkadang mata manusia memang tidak mampu melihat secara jelas apakah fotonya grainy atau tidak dimana grainy sendiri diartikan secara mudah sebagai noktah-noktah atau kotoran di dalam foto yang disebabkan karena 2 (dua) hal secara mayoritas yaitu pencahayaan yang kurang serta sensor kamera yang tidak kuat.
Di sisi lain ada juga penolakan karena fokus yang artinya adalah foto anda tidak tajam yang biasanya disebabkan oleh salah ambil fokus, penolakan karena similar content alias fotonya terlalu mirip dengan yang sebelumnya disubmit, serta exposure (under/over) yang artinya hasil akhir foto anda terlalu gelap atau bahkan terlalu terang.
Yuk saya jelaskan satu per satu dan berikan solusinya.
Kurang atau Kelebihan Pencahayaan (Over – Under Exposure)
Ada beberapa orang yang ketika memotret untuk Shutterstock tidak sadar bahwa pencahayaannya kurang misal di dalam area indoor cafe yang menggunakan lampu artifisial seperti lampu meja makan dan sejenisnya. Kalau dilihat dengan mata biasa melalui smartphone memang fotonya sudah bagus tapi karena kita jualan foto untuk digunakan para perusahaan besar seperti Lonely Planet dan portal berita dunia maka pencahayaan seperti itu tidak memenuhi standar pengadaan gambar yang dimiliki.
SOLUSINYA, pergilah keluar rumah atau cafe lalu memotretlah di area outdoor seperti parkiran, carport, atau serambi bangunan yang masih mendapatkan perpendaran dari sinar matahari.
Sensor Kamera Yang Lemah
Kalau kita bicara tentang smartphone entry level maka jangan memaksakan perangkat tersebut maupun ber-ekspektasi terlalu tinggi terhadap hasil fotonya. Sekeras apapun saya memotret di tempat gelap kalau masih pakai smartphone kentang maka tetap akan ditolak karena sekali lagi smartphone harga murah tentu saja sensor kameranya lemah.
SOLUSINYA, memotretlah untuk benda-benda yang ukurannya cukup besar misal bangunan, mobil, motor atau makanan di atas piring.
Foto tumis kacang panjang dan daging sapi di atas memang saya foto menggunakan Samsung A10s tapi pencahayaannya cukup sehingga APPROVED di Shutterstock serta terjual senilah $0,10 pada waktu itu.
Coba perhatikan dengan foto cappuccino di cafe saya Sapulu Coffee, hanya kelihatannya saja fotonya keren tapi jika anda lihat dibagian latte art-nya maka foto ini masuk dalam kategori over exposure di lain sisi jika anda lihat pada bagian lumut hijau di belakang mug maka anda juga akan melihat bahwa area lumut tersebut terlalu gelap untuk standar konten foto di Shutterstock.
Similar Content
Similar content diartikan sebagai foto anda yang terlalu mirip dengan foto yang sudah di-submit sebelumnya. Shutterstock menuntut kita semua untuk lebih kreatif dalam berkarya karena itu jika anda mendapatkan penolakan dengan alasan similar content maka SOLUSINYA adalah rubah posisi atau angle pemotretan.
Misalnya, jika anda mau memotret bangunan maka ambillah foto dari depan, kanan, dan kiri dengan demikian maka anda punya foto sebuah bangunan yang sama tapi angle-nye berbeda-beda dan semacam ini biasanya akan APPROVED semua selama fotonya tajam serta memenuhi syarat submission seperti minimal resolusi dan sejenisnya.
Belajar Fotografi Dengan Lebih Komprehensif
Anda yang jatuh cinta dengan dunia fotografi baik untuk keperluan hobi maupun profesional tentu ingin mengetahui segala seluk beluk seni ini secara lebih mendalam. Tahun 2006 silam adalah saat pertama kali saya mengenal fotografi secara detil dari sebuah lembaga kursus kecil di Yogyakarta dan kemudian melanjutkan pendidikan ini ke Jakarta. Hingga tahun 2021 maka sudah genap 11 tahun saya hidup dan memberikan kehidupan bagi istri, anak-anak serta para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan yang saya pimpin.
Karena itu jika ingin belajar lebih dalam tentang industri ini maka anda bisa mengunjungi halaman ini untuk memilih photography chapter mana yang ingin ditekuni. Bisa jadi anda hanya ingin belajar memotret makanan rumahan, portrait keluarga, wedding, atau mungkin panduan untuk editing foto.
Secara spesifik dalam konteks tutorial Shutterstock untuk pemula maka anda bisa belajar melalui media yang saya sediakan di bawah ini:
JUALAN FOTO DENGAN SHUTTERSTOCK adalah ebook pertama saya yang mengulas tentang microstock secara general dimana anda yang masih benar-benar awam akan mengenal platform ini dengan seksama dan memahami kenapa seharusnya kita harus memulai membangun digital aset masa depan dari dunia hobi yang bernama fotografi ini.
Anda bisa membeli ebook ini langsung via website maupun di Google Books karena itu silahkan masuk ke halaman ini untuk memilih jalur pembelian yang anda sukai.
SHUTTER$TOCK adalah ebook kedua saya tentang microstock yang akan membahas penjualan foto di Shutterstock dengan lebih detil. Dari mulai cara memotret, menulis deskripsi, memilih kata kunci, hingga penunjukan langsung tentang karya foto saya yang laku dan tidak laku semua di bahas di dalam ebook kedua ini.
Seperti ebook sebelumnya, anda juga bisa membeli ebook SHUTTER$TOCK baik secara langsung melalui website maupun via Google Books, silahkan lanjutkan pembelian anda melalui halaman ini.
2 Comments
Sangat bermanfaat om….
Siap pantau di youtube dan web om.
🙏
Matur nuwun
suwun mas fendy semoga bermanfaat
Comments are closed.